Septian Refvinda Argiandini. 2023. Makna Simbolik Dan Nilai Kearifan Lokal Seni Pertunjukan Tradisional Reog Ponorogo dan Pemanfaatannya Pada Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA. Tesis. Pembimbing: Prof. Dr. Sumarwati, M.Pd, Dr. Raheni Suhita, M.Hum. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) makna simbolik seni pertunjukan tradisional Reog Ponorogo versi Bantarangin; 2) nilai kearifan lokal seni pertunjukan tradisional Reog Ponorogo versi Bantarangin; 3) pemanfaatan makna simbolik dan nilai kearifan lokal seni pertunjukan tradisional Reog Ponorogo versi Bantarangin dalam pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia di SMA.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekan semiotika Roland Barthes. Data dan sumber data pada penelitian ini adalah makna simbolik dan nilai kearifan lokal seni pertujukan tradisional Reog Ponorogo versi Bantarangin. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validasi data pada peneliti ini menggunakan triangaluasi sumber dan triangaluasi metode. Analisi penelitian menggunakan prosedur teori Miles dan Huberman yang mencakup tiga jenis kegiatan dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni pertunjukan tradisional Reog Ponorogo sebagai simbol perjuangan. Seni pertunjukan tersebut sebagai simbol perjuangan Raja Klanasewandana untuk mempersunting kekasih pujaannya yakni Dewi Songgolangit. Makna simbolik tersebut tercermin dari para tokoh pemain Reog Ponorogo dengan aspek yang melekat padanya. Seperti kostum, properti, dan gerakan tari yang dibawakan. Pada seni pertunjukan tersebut juga ditemukan nilai-nilai kearifan lokal berupa nilai religiusitas, kepemimpinan, gotong-royong, dan tata krama sopan santun dalam menuntut ilmu. Makna simbolik dan nilai kearifan lokal seni pertunjukan Reog Ponoroog tersebut dapat dirumuskan sebagai pengembangan bahan ajar Bahasa dan sastra Indonesia yang bermuatan kearifan lokal bagi peserta didik. Nilai kearifan lokal saat ini sangat diperlukan untuk membentuk karakter siswa sesuai tujuan Kurikulum Merdeka. Melalui program penguatan profil pembelajaran Pancasila (P5), makna simbolik dan nilai kearifan lokal dapat dijadikan referensi alternatif pengembangan diskusi pengajaran bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis karya fiksi bertema kearifan lokal yang berkarakter.