×
Perubahan garis pantai telah menjadi masalah besar bagi manusia. Di
pesisir utara Jawa Tengah, area abrasi telah mencapai 5.500 Ha, yang tersebar
di 10 kabupaten dan kota. Kabupaten Kendal mengalami abrasi seluas 799 Ha.
Abrasi Kabupaten Kendal termasuk kategori kelas bahaya tinggi. Kecamatan
Patebon mengalami abrasi di empat desa pesisir yaitu desa Wonosari,
Kartikajaya, Pidodo Kulon dan Pidodo Wetan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui
dampak abrasi, (2) Mengetahui bagaimana adaptasi yang dilakukan masyarakat untuk
menghadapi abrasi di Kecamatan Patebon. Jenis penelitian yang digunakan ialah
penelitian statistik deskriptif dengan pendekatan keruangan (spatial
approach), dengan sampel 4 (empat) desa pesisir Kecamatan Patebon yang
mengalami abrasi. Hasil penelitian ini adalah (1) Dampak abrasi di pesisir
Kecamatan Patebon meliputi dampak fisik, abrasi menyebabkan kerusakan pada 16
rumah warga, 3 insfrastruktur umum berupa mushola, 5 ruas jalan, ±2 Ha
kerusakan hutan mangrove, ±100 Ha tambak rusak dan kemunduran garis pantai ± 2-3
m/ tahun. Abrasi berdampak buruk pada kelangsungan kehidupan sosial yaitu
mempengaruhi psikis masyarakat dan terganggunya aktivitas sosial serta
mobilitas masyarakat. Abrasi berdampak pada perekonomian masyarakat yaitu,
berupa penurunan pendapatan pada nelayan ±Rp.500.000 – Rp.3.000.000, para
petani tambak mengalami kerugian akibat dari gagal panen. (2) Strategi adaptasi
yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah dan para pihak swasta berupa
adaptasi fisik berfokus pada perbaikan bangunan, lingkungan, dan relokasi ke
wilayah yang lebih aman, adaptasi sosial yang dilakukan berupa peningkatan
kekerabatan melalui kegiatan sosial dan kesadaran sikap menerima kondisi alam bahwa
tinggal di wilayah pesisir mempunyai banyak resiko, adaptasi ekonomi yang
dilakukan berupa tindakan untuk mengatasi penurunan pendapatan yang di alami
oleh nelayan dan mencegah kerugian yang dialami oleh petani tambak. Masyarakat
melakukan alih profesi, usaha diluar wilayah dan asuransi aset berharga.
Tingkat abrasi paling tinggi berada di desa Pidodo Kulon dan desa Kartikajaya.
Semakin tinggi tingkat abrasi pantai yang terjadi di desa tersebut, maka
semakin besar dampak yang dirasakan masyarakat setempat baik dari segi
lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Tingkat abrasi yang tinggi sangat berpengaruh
terhadap inisiatif dan keberagaman masyarakat desa Pidodo Wetan dan Kartikajaya
dalam melakukan adaptasi.