Self Disclosure Mahasiswa Gay Melalui Tiktok di Kota Solo
Penulis Utama
:
Satrio Punto Wibisono
NIM / NIP
:
D0217084
×<p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="id" xss=removed>Kelompok







gay di Indonesia sering mengalami diskriminasi dan marginalisasi karena







dianggap tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Terlebih







lagi di kota Solo yang terkenal dengan istilah ‘Kota Toleran’ yang malah







mendiskriminasi keberadaan kelompok gay. Namun, dengan berkembangnya teknologi







dan media sosial, khususnya TikTok, banyak dari mereka mulai berani







mengkomunikasikan identitas mereka secara terbuka. Penelitian ini







mengeksplorasi cara kelompok gay di Solo menggunakan TikTok untuk mengungkapkan







diri mereka, termasuk pendekatan, tujuan, strategi, dan faktor-faktor yang







mempengaruhi keputusan mereka dalam menggunakan platform ini. Dalam prosesnya,







ditemukan bahwa kelompok gay menggunakan berbagai pendekatan, seperti asertif,







non-asertif, dan agresif, dengan dua tujuan utama yaitu asimilasi dan







akomodasi. Beberapa strategi yang diidentifikasi mencakup cara halus dan tidak







mencolok, penyampaian pesan secara tegas namun tetap kondusif, serta penggunaan







konten video yang kuat. Pengalaman sebelumnya dengan kelompok dominan, evaluasi







situasi yang aman, dan pertimbangan dampak jangka panjang menjadi faktor-faktor







kunci dalam pengambilan keputusan mereka untuk menggunakan TikTok sebagai media







pengungkapan diri. Pengungkapan diri melalui TikTok ini menimbulkan berbagai







reaksi pro dan kontra dalam masyarakat, yang terlihat dari respon terhadap







konten yang mereka bagikan.<o></o></span></p>
×
Penulis Utama
:
Satrio Punto Wibisono
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
D0217084
Tahun
:
2024
Judul
:
Self Disclosure Mahasiswa Gay Melalui Tiktok di Kota Solo
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. ISIP - 2024
Program Studi
:
S-1 Ilmu Komunikasi
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Gay, Pengungkapan Diri, TikTok, Teori Budaya Pendamping