Kode DNA dengan panjang n adalah himpunan kata kode (x_1, x_2, ...,  x_n) dengan setiap x_i merupakan elemen dari {A, C, G, T}, yang mewakili empat basa nukleotida dalam DNA. Kode DNA dikonstruksikan atas lapangan hingga F_2, dengan setiap basa nukleotida dipetakan ke F_2^2 dengan aturan: A \to 00, C \to 01, G \to 10, T \to 11.

Penelitian ini fokus pada konstruksi kode DNA atas lapangan hingga F_2 dengan memperhatikan berbagai batasan kombinatorial DNA. Kode DNA dikonstruksikan menggunakan pendekatan teori koding, khususnya dengan menerapkan konsep kode reversible self-dual (RSD). Penelitian ini mencakup studi literatur tentang teori koding, kode linier, kode RSD, dan kode DNA untuk memahami dasar-dasar dan batasan-batasan yang terkait. Metode yang digunakan meliputi pembentukan matriks generator dari kode RSD dan penyusunan algoritma konstruksi yang mempertimbangkan batasan jarak Hamming, batasan terbalik, batasan komplemen terbalik, dan batasan konten GC tetap. Implementasi dalam bahasa pemrograman Python digunakan untuk memvalidasi dan menguji kode yang dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa metode yang dikembangkankan dapat menghasilkan kode DNA yang memenuhi semua batasan kombinatorial DNA dan dapat diimplementasikan dengan efektif melalui algoritma yang disusun. Matriks generator yang digunakan untuk mengkonstruksikan kode DNA yaitu (I_n | I_n), (I_n | R_n), (I_n | I_n + J_n), (I_n | R_n + J_n). Dari konstruksi yang dilakukan, diketahui bahwa kode DNA yang dihasilkan memiliki jarak minimum d = 2 untuk matriks generator (I_n | I_n), dan (I_n | R_n), serta jarak minimum d = 4 untuk matriks generator (I_n | I_n + J_n), dan (I_n | R_n + J_n).