Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi komunikasi pemasaran Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sragen pada Museum Sangiran dan stakeholder dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di Museum Sangiran. Penurunan kunjungan wisatawan dalam waktu 6 tahun terkahir dan kurangnya inovasi komunikasi pemasaran, menyebabkan kunjungan wisatawan belum mencapai potensi maksimal. Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Teknik observasi, wawancara mendalam, dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun pemilihan sumber data atau informan dilakukan menggunakan teknik purpovise sampling antara lain yaitu Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Pamong Budaya Mahir dan Pamong Budaya Ahli Pertama, Kepala Desa Krikilan, ketua pokdarwis purba budaya, dan wisatawan. Pendekatan teori menggunakan model SOSTAC + 3Ms analisis komunikasi pemasaran yang dipopulerkan oleh PR Smith dan teori strategi komunikasi pemasaran terpadu serta penambahan key message dalam komunikasi pemasaran. Kemudian komunikasi antar stakeholder di analisis menggunakan model komunikasi dari Lasswel, yang meliputi Koordinator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Stakeholder dibagi menjadi pemangku kepentingan primer dan sekunder, kemudian stakeholder diidentifikasi dengan menggunakan konsep matrix power interest. Hasil penelitian menyebutkan bahwa komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Dispora Kabupaten Sragen dan Stakeholder untuk mempromosikan Museum Manusia Purba Sangiran kurang optimal. Hal ini dikarenakan hanya befokus pada periklanan media cetak, promosi penjualan dengan marhandise, hubungan masyarakat, penjualan personal melalui fam trip. Stakeholder seperti Museum dan Cagar Budaya lebih berfokus pada peran edukasi. Stakeholder lain, seperti Pokdarwis Purba Budaya dan Pemerintah Desa Krikilan kurang menerapkan komunikasi pemasaran. Penyampaian Key message dalam pemasaran di Museum Manusia Purba Sangiran juga belum memanfaatkan media digital. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi komunikasi pemasaran Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Sragen dan Stakeholder dalam mempromosikan Museum Manusia Purba Sangiran harus dikembangkan lagi, karena hanya menggunakan beberapa saluran komunikasi. Promosi yang di kemas dalam bentuk edukasi juga dilakukan oleh Museum dan Cagar Budaya. Pihak Pokdarwis Purba Budaya dan Pemerintah Desa Krikilan juga masih belum memahami dan belum banyak melakukan berkonstribusi pada promosi di Museum Manusia Purba Sangiran.