Latar Belakang: Epilepsi merupakan penyakit neurologis dengan beban global yang tinggi, dimana terdapat lebih dari 13 juta kasus disabilitas. Bangkitan epilepsi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perubahan morfologis dan fungsional sehingga mengakibatkan munculnya gangguan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi kejang terhadap fungsi kognitif pada pasien epilepsi dewasa.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilaksanakan di Poliklinik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada bulan September hingga November 2024. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Variabel bebas yang diteliti adalah frekuensi kejang, sedangkan variabel terikat adalah fungsi kognitif, yang diukur dengan menggunakan instrumen Montreal Cognitive Assessment versi Bahasa Indonesia (MoCA-INA). Analisa pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, serta pengendalian faktor perancu dilakukan uji regresi logistik.

Hasil: Penelitian ini melibatkan 33 subjek pasien. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa frekuensi kejang, tipe bangkitan, lama menderita epilepsi, dan durasi bangkitan berhubungan signifikan dengan gangguan kognitif. Analisis multivariat menunjukkan bahwa frekuensi kejang yang sering (aOR = 15,21; p = 0,044), tipe bangkitan umum (aOR = 14,90; p = 0,046), lama menderita epilepsi > 5 tahun (aOR = 24,57; p = 0,038), dan durasi bangkitan > 5 menit (aOR = 27,31; p = 0,042) memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko gangguan kognitif pada pasien epilepsi dewasa. Dari seluruh domain kognitif, frekuensi kejang berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi eksekutif (p=0.022).

Simpulan: Terdapat pengaruh frekuensi kejang terhadap fungsi kognitif.