Sindrom metabolik (SM) merupakan disregulasi metabolik yang mencakup
resistensi insulin, dislipidemia aterogenik, obesitas sentral, dan hipertensi. Data
International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2006 menunjukkan
persentase prevalensi SM di dunia, yaitu 25% yang selaras dengan tren prevalensi
SM di Indonesia, yaitu 17,5%. Gangguan fisiologis penderita SM membutuhkan
introduksi zat yang dapat memfasilitasi tubuh dalam menghadapi penurunan
kemampuan merespon nutrien. Ekstrak etanol Galinsoga parviflora pada dosis
400 mg/kgBB memiliki efek hipoglikemik yang sama dengan glibenklamid pada
dosis 5 mg/kgBB. Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis pengaruh pemberian ektrak
etanol bribil terhadap kadar glukosa darah dan indeks massa tubuh pada tikus
model SM. Bribil yang diperoleh dari lahan petani di Karanganyar dimaserasi
dalam 3 hari. Tikus Wistar Jantan diberi perlakuan berupa pemodelan SM dengan
metode HFD-STZ. Tikus model SM dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu kelompok
kontrol negatif yang diberi akuades, kelompok perlakuan yang diberi ekstrak
etanol bribil, dan kelompok kontrol positif yang diberi glibenklamid selama 14
hari. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA post-hoc Tukey
dengan p<0>
ekstrak bribil pada tikus model SM dapat menurunkan kadar glukosa (55,91 ±
5,18) dan nilai indeks massa tubuh (309,2 ± 0,55) secara signifikan. Kadar
glukosa darah dan nilai indeks massa tubuh pada tikus model SM yang diberi
perlakuan ekstrak bribil dan glibenklamid sudah berada pada rentang normal.
Kemudian, persentase efek bribil (70,8%) dalam menurunkan kadar glukosa darah
tikus model SM menunjukkan perbedaan signifikan dengan kelompok kontrol
positif dan negatif. Data yang diperoleh menunjukkan efek hipoglikemik bribil
dapat digunakan sebagai alternatif yang baik untuk mengelola kondisi fisiologis
SM.