Penulis Utama | : | Mira Mashita Soraya |
NIM / NIP | : | S022302028 |
ABSTRAK
Mira Mashita Soraya. S022302028. Aplikasi Social Cognitive Theory pada
Pemeriksaan Antenatal Ibu Hamil Di Boyolali, Jawa Tengah : Analisis
Multilevel. Pembimbing I : Hanung Prasetya. Pembimbing II : Bhisma Murti. Program
Studi Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Latar
Belakang: Ibu yang sehat memainkan peran sentral dalam
membentuk pondasi kesehatan generasi mendatang. Peranan Antenatal Care
(ANC) cukup krusial dalam keberlangsungan kehamilan yang optimal. Tujuan utama
dari Pemeriksaan kehamilan ialah memantau kesejahteraan janin dan
mengidentifikasi secara dini faktor risiko selama kehamilan. Meskipun
pemeriksaan antenatal dinilai penting, namun masih ditemukan ibu hamil
yang belum memanfaatkan dengan maksimal pelayanan pemeriksaan kehamilan oleh
sebab berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
konstruk Social Cognitive Theory dan pengaruh kontekstual posyandu terhadap
perilaku pemeriksaan antenatal.
Subjek
dan metode: Studi
cross-sectional dilakukan di 25 posyandu di Kabupaten Boyolali, Jawa
Tengah pada bulan Agustus hingga September 2024. Sebanyak 200 ibu hamil dipilih
dengan metode simple random sampling. Variabel dependen adalah
pemeriksaan antenatal lengkap (≥ 6 kali kunjungan pemeriksaan). Variabel
independen adalah efikasi diri, outcome expectation, modeling dan
penguatan. Pegumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, dan data
kunjungan ANC dari bidan desa. Data dianalisis dengan regresi linier ganda
multilevel.
Hasil:
Analisis
multilevel dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku kunjungan antenatal
care pada ibu hamil meningkat seiring dengan efikasi diri yang tinggi
(b=0.23; CI 95% = 0.09 hingga 0.36; p= <0>outcome expectation
yang positif (b=0.32; CI 95% = 0.21 hingga 0.43; p= <0 b=0.38; xss=removed b=0.28; xss=removed p=0.433), b=0.27; xss=removed p=0.327).>antenatal tidak signifikan secara statistik. Model analisis
multilevel ini juga menunjukkan bahwa pengaruh kontekstual di posyandu terhadap
perilaku kunjungan antenatal yang cukup besar (ICC=24%). Faktor kontekstual
tersebut antara lain kualitas layanan, ketersediaan sumber daya, aksesibilitas
posyandu dan dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan serta masyarakat.
Kesimpulan:
Frekuensi
pemeriksaan antenatal lengkap akan meningkat dengan adanya efikasi diri
yang tinggi, outcome expectation yang positif serta adanya penguatan.
Dengan demikian social cognitive theory dapat digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi pemeriksaan antenatal yang rutin. Variasi
pada level posyandu memiliki efek kontekstual yang cukup besar pada perilaku
pemeriksaan antenatal lengkap (≥ 6 kali kunjungan pemeriksaan).
Kata
Kunci: social cognitive theory, pemeriksaan antenatal
lengkap (≥ 6 kali), ibu hamil
Korespondensi:
Mira
Mashita Soraya. Master’s Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret.
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Central Java, Indonesia. Email: mira9soraya@gmail.com. Mobile: +6281354812262