Maturity test atau metode kematangan adalah pendekatan yang mudah digunakan untuk memprediksi pertambahan kekuatan beton pada usia dini dengan menggunakan prinsip bahwa kekuatan beton berhubungan langsung dengan riwayat temperatur hidrasi pasta semen. Salah satu penerapan metode kematangan adalah penggunaan fungsi hiperbolik dan fungsi logaritmik. Fungsi hiperbolik dan fungsi logaritmik dipilih karena lebih mencerminkan perkembangan kekuatan jangka panjang beton dan lebih akurat daripada fungsi linier untuk kuat tekan dan kematangan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana hubungan antara temperature time factor dan kuat tekan beton serta penggunaan fungsi hiperbolik untuk memprediksi kuat tekan beton. Benda uji beton yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dengan variasi faktor air semen 0,4; 0,45; 0,5; 0,55; 0,6, dan 0,5 dengan tambahan fly ash 10%. Pengukuran suhu dan pengujian benda uji dilakukan pada umur 1, 3, 7, 14, 21, dan 28 hari. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara fungsi hiperbolik dengan fungsi logaritmik. Berdasarkan hasil perbandingan nilai koefisien determinasi pada keenam jenis campuran beton, fungsi logaritmik menghasilkan nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi daripada fungsi hiperbolik pada 5 dari 6 campuran beton. Sehingga dapat disimpulkan fungsi logaritmik lebih mendekati hasil data penelitian dibanding fungsi hiperbolik.