Dibutil ftalat merupakan salah satu senyawa bahan baku pembuatan produk plasticizers pada polimer seperti PVC, fiberglass, dan bahan resin adhesif untuk proses fabrikasi. Kebutuhan dalam negeri dan ekspor dapat dipenuhi dengan mendirikan pabrik dibutil ftalat berkapasitas 7.000 ton/tahun. Produksi 1 kg dibutil ftalat membutuhkan bahan baku 0,539 kg ftalat anhidrida; 0,553 kg n-butanol; dan 0,076 kg asam sulfat sebagai katalis. Pabrik ini direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2025 di Kawasan Industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur.

Dibutil ftalat terbentuk melalui proses esterifikasi ftalat anhidrida dan n-butanol dengan katalis asam sulfat yang berlangsung dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB), beroperasi pada suhu 100℃ dan tekanan 1 bar. Pada kondisi tersebut reaksi berlangsung secara eksotermis adiabatis dengan konversi ftalat anhidrida adalah 85%. Hasil reaktor dialirkan ke neutralizer untuk menetralkan asam sulfat dengan menggunakan natrium hidroksida membentuk natrium sulfat. Hasil neutralizer dialirkan ke dekanter untuk pemisahan natrium sulfat, air serta sedikit produk sebagai hasil bawah. Hasil atas dekanter berupa ftalat anhidrida, n-butanol, dan dibutil ftalat dialirkan menuju menara distilasi untuk menghasilkan produk dibutil ftalat dengan kemurnian 99%, untuk hasil atas menara distilasi berupa ftalat anhidrida dan n-butanol di-recycle menjadi umpan reaktor.

Proses produksi 1 kg dibutil ftalat membutuhkan dukungan 0,011 m³ air, 0,003 m³ steam (163,3 bar; 350℃), 0,034 m³ udara tekan (1,5 bar; 30℃), 0,086 kWh listrik, 0,527 kg Dowtherm A, 0,073 L Industrial Diesel Oil (IDO), dan 0,025 L High Speed Diesel (HSD). Mutu bahan baku, produk, dan bahan buangan pabrik berupa cairan serta gas dapat terjaga dengan adanya laboratorium.

Pabrik berbentuk Perseroan Terbatas, dengan struktur organisasi berupa line and staff system. Sistem pembagian jam kerja karyawan pabrik ini terdiri atas karyawan shift sebanyak 76 orang dan non-shift sebanyak 104 orang.

Berdasarkan perhitungan ekonomi, diperoleh ROROI (Rate of Return on Investment) sebesar 47,99%, PBP (Pay Back Period) selama 1,47 tahun, DPBP (Discounted Payback Period) selama 2,36 tahun, DCFROR (Discounted Cash Flow Rate of Return) sebesar 22,86%, BEP (Break Event Point) sebesar 44,42%, SDP (Shut Down Point) sebesar 19,40%, dan NPV (Net Present Value) sebesar Rp 309.563.028.965,-. Hasil analisis keselamatan diperoleh, radius bahaya akibat kebocoran tangki mencapai 45,75 meter. Berdasarkan analisis teknologi, ekonomi, dan keselamatan pabrik ini layak didirikan.