Model Promosi Kesehatan Dan Determinan Perilaku Perwatan Prakonsepsi Di Kabupaten Kuningan: Aplikasi Theory Health Belief Model, Theory Planned Behavior Dan Sosial Support
Penulis Utama
:
Ai Nurasiah
NIM / NIP
:
T512102002
×<p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Salah satu upaya yang direkomendasikan







WHO untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)







yaitu perawatan masa prakonsepsi. Masalah masa prakonsepsi di berbagai negara







termasuk di Indonesia yaitu 14,5% wanita usia subur (WUS) mengalami Kurang







Energi Kronis (KEK) dan tidak hamil, sebanyak 30,8% mengalami hipertensi dan







23,9% mengalami anemia. Di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat,







Kabupaten Kuningan memiliki tingkat kesadaran Wanita Usia Subur (WUS) dalam







perawatan prakonsepsi masih rendah, hal ini tercermin dalam capaian imunisasi







TT pada WUS yang masih rendah yaitu sebesar 86,9% dibanding dengan kabupaten







lain sudah mencapai target 100%. Upaya







promosi dan intervensi hingga saat ini masih ditemukan kendala yaitu belum</span> <span xss=removed>ada SOP khusus tentang pelayanan prakonsepsi dan belum







disosialisasikan. Sehingga diperlukan teori model promosi kesehatan multilevel







baik di tingkat intrapersonal, interpersonal dan komunitas. Tujuan penelitian







ini adalah untuk merumuskan model promosi kesehatan dan determinan perilaku







perawatan prakonsepsi dengan mengaplikasikan <i>Theory</i> <i>Health Belief







Model, Theory Planned Behavior</i> dan teori model dukungan Sosial. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><a name="_Hlk178104440"><span xss=removed>Variabel penelitian kuantitatif terdiri dari variabel







eksogen atau variabel yang memengaruhi perilaku perawatan prakonsepsi meliputi:







pengetahuan, paparan media informasi, persepsi ancaman, persepsi harapan,







sikap, norma subjektif, persepsi kendali perilaku, niat, dukungan sosial,







perencanaan kehamilan, riwayat penyulit obstetrik, riwayat penyakit medis,







riwayat pelayanan calon pengantin danriwayat pelayanan prakonsepsi. </span></a><span lang="NL-BE" xss=removed>Sedangkan variabel endogen







atau variabel yang dipengaruhi yaitu perilaku perawatan prakonsepsi. Dimensi







penelitian kualitatif terdiri dari persepsi kerentanan, persepsi keparahan,







persepsi hambatan, sikap, norma subjektif, persepsi kendali perilaku, niat,







dukungan sosial, riwayat pelayanan prakonsepsi dan perilaku perawatan







prakonsepsi. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Metode







penelitian ini merupakan penelitian <i>mixed methods </i>berurutan (</span><i><span xss=removed>sequensial mixed methods)</span></i><span xss=removed>. Desain penelitian kuantitatif







menggunakan <i>cross sectional</i> dan desain penelitian kualitatif menggunakan







studi kasus. Unit analisis yaitu wanita usia subur. Pengukuran jumlah sampel







dengan menggunakan rumus Lemeshow yaitu sebanyak 341 orang dan teknik







pengambilan sampel menggunakan <i>stratified random sampling</i>. Informan







kualitatif sebanyak 16 orang yaitu kepala puskesmas 4 orang, bidan koordinator







4 orang dan WUS 8 orang. Analisis data kuantitatif terdiri dari analisis







univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Analisis multivariat







menggunakan path analysis. Sedangkan analisis data kualitatif meliputi tahap







reduksi, penyajian data dan menyimpulkan. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Hasil







penelitian terdapat pengaruh langsung dan positif dan secara statistik







signifikan antara niat (b= 0.16; CI 95%= 0.07 hingga 0.26; p= 0.001), dukungan







sosial (b= 0.33; CI 95%= 0.24 hingga 0.42; p= 0.001), riwayat pelayanan







prakonsepsi dengan perilaku perawatan prakonsepsi (b= 0.16; CI 95%= 0.06 hingga







0.25; p= 0.001). Terdapat pengaruh tidak langsung yang positif dan secara







statistik signifikan antara sikap dengan niat (b= 0.10; CI 95%= 0.01 hingga







0.20; p= 0.046), antara persepsi kendali perilaku dengan niat (b= 0.29; CI 95%=







0.02 hingga 0.39; p= 0.001), antara norma subjektif dengan niat (b= 0.12; CI







95%= 0.02 hingga 0.22; p= 0.015). <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Terdapat







pengaruh tidak langsung yang positif dan secara statistik signifikan antara







sikap dengan niat (b= 0.10; CI 95%= 0.01 hingga 0.20; p= 0.046), antara







persepsi kendali perilaku dengan niat (b= 0.29; CI 95%= 0.02 hingga 0.39; p=







0.001), antara norma subjektif dengan niat (b= 0.12; CI 95%= 0.02 hingga 0.22;







p= 0.015), antara dukungan sosial dengan niat (b= 0.20; CI 95%= 0.11 hingga







0.29; p= 0.001), antara persepsi keparahan dengan sikap (b= 0.22; CI 95%= 0.12







hingga 0.32; p= 0.001), antara norma subjektif dengan sikap (b= 0.22; CI 95%=







0.12 hingga 0.32; p= 0.001), antara dukungan sosial dengan sikap (b= 0.14; CI







95%= 0.04 hingga 0.23; p= 0.007), antara dukungan sosial dengan persepsi







kendali perilaku (b= 0.13; CI 95%= 0.21 hingga 0.24; p= 0.020), antara persepsi







hambatan dengan persepsi kendali perilaku (b= 0.18; CI 95%= -0.28 hingga -0.07;







p= 0.001), antara persepsi kerentanan dengan persepsi keparahan (b= 0.63; CI







95%= 0.58 hingga 0.69; p= 0.001).<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Hasil







penelitian kualitatif menunjukkan bahwa determinan perilaku perawatan







prakonsepsi meliputi pengetahuan, informasi, riwayat pelayanan prakonsepsi,







persepsi keparahan, persepsi kerentanan, persepsi hambatan dalam perawatan







prakonsepsi, kebijakan program pelayanan prakonsepsi, biaya, jarak, dukungan







sosial baik dari puskesmas, kader posyandu dan suami. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Model promosi







kesehatan yang direkomendasikan dirumuskan dengan pendekatan sistem yaitu unsur







input, proses dan output. Pada unsur input yaitu persepsi kerentanan, persepsi







keparahan, persepsi hambatan, pengetahuan, kesadaran, keyakinan, kekhawatiran,







informasi, dukungan sosial mencakup dukungan dari aparat desa, kader dan suami,







serta pelayanan prakonsepsi mencakup kebijakan, ketersediaan SDM, biaya, sarana







dan prasarana, waktu pelayanan, SOP pelayanan. Pada unsur proses meliputi







sikap, norma subjektif dan persepsi kendali perilaku. Selain itu, pentingnya







kerjasama, menyusun program pengawasan dan pembinaan, melakukan koordinasi,







membina suasana, melakukan monitoring dan evaluasi, melakukan sosialisasi,







memberikan dukungan sosial, menyiapkan kader posyandu dan menggerakan







masyarakat. Sedangkan unsur output yaitu perilaku perawatan prakonsepsi







meliputi pemeriksaan kesehatan, aktifitas fisik, asupan nutrisi, tidak merekok,







menyiapkan biaya, mencari informasi, mengkonsumsi asam folat, imunisasi TT,







melakukan perawatan gigi dan mengendalikan stress. </span><span lang="NL-BE" xss=removed>Intervensi







yang disusun menggunakan strategi multilevel, baik intrapersonal, interpersonal







dan komunitas. Pada level intrapersonal, intervensi yang direkomendasikan







terdiri dari program edukasi pelayanan prakonsepsi serta penggunaan media







promosi prakonsepsi. Pada level interpersonal yaitu edukasi pada kelompok







dukungan yaitu suami melalui konseling dan penyuluhan. Sedangkan pada level







komunitas yaitu advokasi kebijakan, SOP penyelenggaraan layanan prakonsepsi di







puskesmas, pendanaan, peningkatan SDM, sarana dan prasarana dan kerjasama







lintas sektoral dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana







(DP2KB).<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="NL-BE" xss=removed>Saran bagi wanita usia subur yaitu perlu







melakukan perilaku perawatan prakonsepsi. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas







perlu mengintegrasikan pelayanan prakonsepsi dengan perawatan kesehatan primer







(<i>primary health care</i>) dan melakukan strategi promosi kesehatan yang







komprehensif melalui advokasi, bina suasana, pemberdayaan dan kemitraan demi







tercapainya kesehatan masa prakonsepsi dan meningkatkan derajat kesehatan ibu







dan anak dimasa depan. <o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="NL-BE" xss=removed> </span></p><p>































































































































































</p><p class="MsoNormal" xss=removed><br></p>
×
Penulis Utama
:
Ai Nurasiah
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
T512102002
Tahun
:
2024
Judul
:
Model Promosi Kesehatan Dan Determinan Perilaku Perwatan Prakonsepsi Di Kabupaten Kuningan: Aplikasi Theory Health Belief Model, Theory Planned Behavior Dan Sosial Support
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. Kedokteran - 2024
Program Studi
:
S-3 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Model promosi kesehatan, determinan, perilaku perawatan prakonsepsi, mixed methode