BST merupakan transportasi publik di Kota Surakarta yang penyelenggaraannya telah
terintegrasi dan menerapkan aspek-aspek smart mobility namun partisipasi masyarakat
kurang di dalamnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui mengetahui
mobilitas masyarakat dalam pelaksanaan Smart mobility di Kota Surakarta, khususnya
dalam penggunaan transportasi publik BST. Penelitian dilakukan dengan metode
kualitatif dan fenomenologi sebagai pendekatan strateginya. Informan dipilih
menggunakan Teknik purposive sampling dari populasi masyarakat yang bermobilitas
di Kota Surakarta. Data dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Sedangkan validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber dan
metode. Hasil penelitian dianalisis dengan teori fenomenologi oleh Alfred Schutz.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan transportasi publik BST telah diikuti
dengan komponen smart mobility dilihat dari adanya integrasi teknologi informasi dan
komunikasi dan sistem transportasi yang terintegrasi. Penelitian juga menunjukkan
bahwa pengalaman pengguna BST yang berkaitan dengan aksesibilitas, kenyamanan
dan keamanan, serta efisiensi layanan mempengaruhi pemaknaan masyarakat terhadap
transportasi publik BST. Dari pengalaman pengguna diperoleh klasifikasi aktor
berdasarkan teori fenomenologi yaitu the man on the street, the citizen who aims at
being well-informed, dan the expert. Pemaknaan terhadap transportasi publik BST
diklasifikasikan berdasarkan motif penggunaan BST yaitu motif because of dan motif
in order to. Pemaknaan inilah yang akan memunculkan interaksi dalam aktivitas di
dalamnya.