Peran Induksi SPUTUM Dengan Inhalasi N-Acetylcysteine Dalam Meningkatkan Deteksi Mycobacterium Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Paru
Penulis Utama
:
Nia Nurfabiyanti
NIM / NIP
:
S602008007
×<p>Latar belakang: Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex. Keterlambatan dalam diagnosis

dan kesalahan diagnosis menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada

pasien. Insidensi TBC yang masih tinggi di negara berkembang seperti Indonesia

disebabkan adanya underdiagnosis TBC. Penyakit TBC ditegakkan melalui

pemeriksaan mikrobiologi yang sangat dipengaruhi oleh kualitas sampel sputum.

Kualitas sputum dapat dipengaruhi oleh kesulitan bernapas dan pengetahuan

tentang penyakit tersebut. N-acetylcysteine (NAC) adalah agen yang dikenal baik

sebagai mukolitik. Penggunaan NAC dalam bentuk aerosol terbukti efektif sebagai

mukolitik dan dapat meningkatkan hidrasi saluran udara, yang mungkin dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas sputum untuk diagnosis TBC.

Metode: Penelitian uji klinis dengan metode quasi experimental dan menggunakan

pretest posttest design. Jumlah subyek penelitian 22 pasien presumptive TBC paru

yang menjalani rawat inap di RSUD dr. Moewardi Surakarta pada SeptemberOktober 2024 dengan cara case consecutive sampling. Setiap subyek penelitian

diminta untuk mengumpulkan sputum spontan ke dalam pot dahak, kemudian

diberikan perlakuan menghirup larutan NAC menggunakan nebulizer. Kualitas

sputum dinilai dan dilakukan pemeriksaan PCR untuk deteksi kuman

Mycobacterium tuberculosis. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon rank

test pada skala interval dan uji Mc Nemar pada skala nominal.

Hasil: Terdapat perbedaan signifikan antara volume sputum batuk spontan dengan

volume sputum pasca induksi NAC inhalasi. Tidak terdapat perbedaan signifikan

p=0.607 untuk hasil pemeriksaan makroskopis sputum batuk spontan dengan hasil

pemeriksaan makroskopis sputum pasca induksi NAC inhalasi. Tidak terdapat

perbedaan signifikan p=0.547 untuk hasil pemeriksaan netrofil pada sampel sputum

batuk spontan dengan hasil pemeriksaan netrofil pada sputum pasca induksi NAC

inhalasi. Terdapat perbedaan yang signifikan yaitu p=0.027 untuk hasil

pemeriksaan epitel pada sampel sputum batuk spontan dengan hasil pemeriksaan

epitel pada sputum pasca induksi NAC inhalasi. Tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kualitas sputum batuk spontan dengan kualitas sputum pasca induksi NAC inhalasi yaitu p=1.000. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

dengan nilai p=1.000 untuk hasil pemeriksaan PCR pada sputum batuk spontan

dengan hasil pemeriksaan PCR sputum pasca induksi NAC inhalasi.

Simpulan: Induksi sputum menggunakan NAC inhalasi menghasilkan volume

sputum yang lebih baik. Tidak ada perbedaan efektivitas deteksi Mycobacterium

tuberculosis dan kualitas sputum antara metode sputum spontan dan induksi sputum

NAC inhalasi. </p>
×
Penulis Utama
:
Nia Nurfabiyanti
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
S602008007
Tahun
:
2024
Judul
:
Peran Induksi SPUTUM Dengan Inhalasi N-Acetylcysteine Dalam Meningkatkan Deteksi Mycobacterium Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis Paru