Sektor konstruksi berkontribusi menghasilkan emisi gas karbon lebih dari 40%, penggunaan material dari alam yang cukup besar, sumbangan limbah, dan pengurangan area resapan air dan kawasan hijau. Penelitian ini fokus pada selubung bangunan tinggi sebagai bagian terbesar dan terluas dari bangunan tinggi. Desain selubung bangunan sangat penting dalam mendukung pembangunan gedung- gedung tinggi yang berkelanjutan dan efisien energi. Desain selubung bangunan terdiri dari desain, konfigurasi dan material serta fitur peneduh. Berdampak pada konsumsi energi bangunan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi teori selubung bangunan oleh Koenigsberger-Szokolay dengan menyelidiki kinerja selubung bangunan pada gedung- gedung tinggi di wilayah perkotaan beriklim tropis lembab dari sisi thermal transfer dan efisiensi energi. Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan dengan studi kasus di UNS Tower Surakarta dan menggunakan parameter Overall Thermal Transfer Value (OTTV) dari SNI 3-6389:2020 untuk menghitung nilai thermal transfer dan energi bangunan secara analitik-kuantitatif. Hasilnya menunjukkan kinerja termal UNS Tower belum memenuhi standar OTTV sebesar 35 W/m² sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) 6389:2020 untuk efisiensi energi pada selubung bangunan. Total OTTV UNS Tower sebesar 35,17 W/m², dengan kontribusi OTTV tertinggi berasal dari bagian selubung bangunan yang menggunakan material kaca unshaded, yaitu fasad barat sebesar 47,61 W/m² dan fasad timur sebesar 44,95 W/m². Untuk mendapatkan saran dan rekomendasi terhadap selubung bangunan, digunakan simulasi menggunakan EDGE, base case menunjukkan bahwa UNS Tower belum memenuhi kriteria efisien energi. Hasilnya menunjukkan bahwa pemilihan desain selubung bangunan pada gedung tinggi dapat meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan secara signifikan. Penelitian ini menawarkan wawasan berharga dan juga mendorong pengembangan desain selubung bangunan pada gedung-gedung tinggi untuk meningkatkan efisiensi energi bangunan.