Penulis Utama : Lintang Zhafiratul Islam
NIM / NIP : B0519032
× <p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Alasan yang mendasari penelitian ini adalah Taliban mengumumkan perintah hijab di Afghanistan pada tahun 2022. Salah satu hijab yang diterapkan ialah burqa Afghanistan. Mereka menyatakan bahwa burqa ini berdasar pada syariat Islam. Namun setelah peneliti melihat gambar burqa Afghanistan, peneliti melihat ada ciri khas tersendiri dan perbedaan dari burqa yang biasa dikenakan oleh negara muslim lainnya. Ini memantik keingintahuan peneliti untuk mengetahui lebih dalam mengenai budaya di balik burqa Afghanistan. Serta motif lain Taliban dalam menerapkan burqa ini melalui perintah hijab.<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Tujuan dari penelitian ini mencakup 2 hal, yaitu: (i) menjelaskan langkah Taliban dalam menerapkan burqa di Afghanistan tahun 2021-2024 (ii) menjelaskan ideologi, identitas, motif di balik burqa yang disisipkan Taliban melalui perintah hijab.<o></o></span></p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan. Setelah mendapat data-data tersebut, peneliti menganalisisnya dengan teori fashion sebagai komunikasi Malcolm Barnard dan teori hegemoni Antonio Gramsci.<o></o></span></p><p> </p><p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (i) Taliban menerapkan burqa secara perlahan melalui langkah sosialisasi lisan, sosialisasi tertulis, serta menindak bagi siapa saja yang melanggar. (ii) Burqa yang diterapkan Taliban melalui perintah hijab, merupakan pakaian yang dipengaruhi oleh budaya Pashtunwali. Taliban yang menerapkan burqa berarti berusaha memelihara nilai, keyakinan, dan budaya di balik burqa yaitu budaya Pashtunwali. Perintah hijab dijadikan alat hegemoni Taliban untuk menanamkan ideologi yang mendominasi, meraih supremasi sebagai penguasa baru, dan melawan perbedaan kelompok oposisi. Mereka meraih persetujuan masyarakatnya dengan menyebarkan perintah ini melalui media, pendidikan, agama, dan sistem keluarga.<o></o></span></p>