×
Pandemi COVID-19 merebak di seluruh penjuru negeri, tak terkecuali di Kelurahan Gilingan. Dampak dari adanya pandemi tersebut mengakibatkan masyarakat berada di situasi yang sulit dan harus segera beresiliensi setelah pandemi usai. Pascapandemi COVID-19 di Kelurahan Gilingan diikuti dengan hadirnya sebuah masjid megah yang bernama Masjid Sheikh Zayed Surakarta. Keadaan inilah yang melandasi penelitian ini sehingga diperoleh tujuan yaitu menganalisis menganalisis resiliensi masyarakat Kelurahan Gilingan pascapandemi COVID-19 dan pascapembangunan Masjid Sheikh Zayed Surakarta serta merumuskan arahan pengembangan wisata Masjid Sheikh Zayed Surakarta berbasis pemberdayaan masyarakat berdasarkan resiliensi masyarakat Kelurahan Gilingan. Resiliensi masyarakat Kelurahan Gilingan diteliti dengan The Community Resilience Manual oleh Michele Marrie Colussi dan arahan pengembangan wisata dengan menggunakan Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia oleh Sunaryo sebagai acuan atau dasar teori dalam penelitian ini. Penelitian ini didesain sebagai penelitian kualitatif studi kasus yang dimana menggunakan analisis interaktif untuk menganalisis resiliensi dan analisis potensi untuk menganalisis dan merumuskan arahan pengembangan wisata berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan terhadap 6 informan yang tersebar di Kelurahan Gilingan yang datanya dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak NVivo 12 Pro. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan resiliensi masyarakat Kelurahan Gilingan pascapandemi COVID-19 dan pascapembangunan Masjid Sheikh Zayed Surakarta tergolong sangat baik dengan detail karakteristik yang beragam dan terdapat 10 arahan pengembangan wisata Masjid Sheikh Zayed berbasis pemberdayaan masyarakat. Terdapat beberapa permasalahan lanjutan dalam usaha penerapan arahan pengembangan wisata berbasis pemberdayaan masyarakat, salah satunya dikarenakan tidak adanya kelompok sadar wisata.