Sulitnya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras menjadi salah satu penyebab ketersediaan beras di Indonesia menurun. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, angka impor beras tahun 2018 melonjak hingga 2,25 juta ton. Salah satu upaya pencegahan masalah tersebut adalah diversifikasi pangan berupa beras analog berbasis jagung kuning dan kacang bambara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi terbaik beras analog berdasarkan sifat sensoris dan membandingkan sifat fisik, kimia, dan fisikomia beras analog dengan beras putih serta beras analog komersial. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu perbedaan konsentrasi tepung kacang bambara. Perbandingan tepung jagung kuning dan tepung kacang bambara pada masing-masing sampel yaitu 100:0; 85:15; 70:30; 65:45; dan 40:60. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan jika terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Terpilih satu formulasi beras analog berdasarkan analisis sensoris dalam bentuk matang, yaitu beras analog F2 dengan komposisi 85% tepung jagung kuning dan 15% tepung kacang bambara. Beras analog F2 selanjutnya dibandingkan dengan beras analog komersial dan beras padi berdasarkan sifat fisik, kimia, dan fisikokimia. Hasil penelitian menunjukkan beras analog F2 memiliki warna kuning-kemerahan dengan nilai L 67,63; bobot perbutir 0,017 g; densitas kamba 0,59 g/ml; daya serap air 176,14%; cooking time 11,06 menit; swelling power 9,85%; dan kelarutan 7,82%. Selain itu, beras analog F2 memiliki kadar air 6,52%; kadar abu 0,97%; kadar lemak 3,32%; kadar protein 6,96%; kadar karbohidrat 88,75%; serta serat pangan 7,94%.