Latar Belakang: Gangguan pendengaran merupakan salah satu disabilitas yang paling sering diakibatkan oleh diabetes melitus (DM) dengan prevalensi mencapai 71.3%. Gangguan pendengaran lebih lanjut dapat menimbulkan penurunan kualitas hidup akibat efek gangguan komunikasi yang ditimbulkannya. Patofisiologi gangguan pendengaran pada pasien DM terkait erat dengan kondisi inflamasi dan stres oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan pada outer hair cells dan nervus vestibulokoklearis. Hal ini membuat Curcuma longa yang kaya akan curcumin yang merupakan senyawa antioksidan kuat, berpotensi sebagai terapi untuk pasien DM dengan gangguan pendengaran, khususnya sebagai terapi preventif.

Metode: Penelitian ini merupakan studi quasi exeperimental dengan desain pretest posttest control group. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2024 di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Pasien DM dengan gangguan pendengeran diberikan intervensi dengan pemberian oral 500 mg/hari selama 30 hari. Pada akhir intervensi, pasien lalu dinilai kadar superoxide dismutase (SOD), malondialdehyde (MDA), dan fungsi pendengarannya berdasarkan nilai ambang dengar

Hasil: Terdapat sebanyak 30 subjek DM dengan gangguan pendengaran yang dibagi ke dalam kelompok kontrol dan perlakuan dengan jumlah masing-masing 15 subjek. Pemberian C. longa 500 mg/hari selama 30 hari didapatkan mampu meningkatkan kadar SOD (p = 0,044), menurunkan kadar MDA (p = 0,003), dan mencegah peningkatan nilai ambang dengar baik pada telinga kanan (p = 0,008) maupun pada telinga kiri (p = 0,001) lebih baik secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol.

Simpulan: Pemberian ekstrak C. longa berpengaruh terhadap kadar SOD, kadar MDA, dan nilai ambang dengar pasien DM dengan gangguan pendengaran.