Metil salisilat dihasilkan melalui proses esterifikasi. Metil Salisilat sering digunakan dalam industri farmasi sebagai bahan baku pada pembuatan salep pereda nyeri, obat kulit, serta obat serangga. Pemenuhan kebutuhan metil salisilat dalam negeri dan luar negeri (ekspor) dirancang pabrik dengan kapasitas 8.000 ton/tahun, dimana untuk memproduksi 1 kg metil salisilat dibutuhkan bahan baku 0,919 kg asam salisilat dan 0,809 kg metanol serta katalis yang dibutuhkan sebesar 0,214 kg asam sulfat. Bahan penetral natrium hidroksida sebesar 0,177 kg dan air sebesar 2,582 kg. Limbah yang dihasilkan sebesar 3,700 kg. Pabrik direncanakan berdiri di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur pada tahun 2027.

Reaksi pembentukan metil salisilat dari asam salisilat dan metanol melalui proses esterifikasi. Reaksi berlangsung pada suhu 68°C dan tekanan 1 bar untuk menjaga bahan berfase cair-cair dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB), secara eksotermis dengan konversi asam salisilat sebesar 96%. Reaksi berjalan dalam kondisi isotermal non-adiabatik. Aliran keluar reaktor dinetralisasi kandungan asamnya menggunakan NaOH 10% dan diumpankan ke dalam dekanter untuk memisahkan larutan garam dengan produk. Fraksi berat dekanter berupa larutan garam akan diumpankan ke unit pengolahan limbah (UPL). Sedangkan campuran produk sebagai fraksi ringan dimurnikan di menara distilasi dengan dipanaskan terlebih dahulu menggunakan vaporizer. Keluaran atas yang berupa metanol 99% direcycle menuju reaktor. Keluaran bawah menara distilasi berupa produk dengan kemurnian metil salisilat 99,05%.

Unit pendukung proses pabrik untuk memproduksi 1 kg produk meliputi unit pengadaan air make up sebesar 0,016 m³, steam pada suhu 224^oC dan tekanan  24,37 atm sebesar 7,19 kg, udara tekan pada tekanan 2,5 atm sebesar 0,044 m³ , tenaga listrik sebesar 0,084 kWh, dan bahan bakar berupa Industrial Diesel Oil (IDO) sebesar 0,191 L dan High Speed Diesel (HSD) sebesar 0,011 L. Pabrik juga didukung laboratorium yang mengontrol mutu bahan baku, produk, serta limbah yang dihasilkan.

Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja terdiri dari karyawan shift sebanyak 148 karyawan dan non-shift sebanyak 92 karyawan.

Hasil analisis ekonomi diperoleh, ROROI (Rate of Return on Investment) sebesar 50,07%, PBP (Pay Back Period) selama 1,86 tahun, DPBP (Discounted Payback Period) selama 2,19 tahun, DCFROR (Discounted Cash Flow Rate of Return) sebesar 19,72%, BEP (Break Event Point) 45,93%, dan SDP (Shut Down Point) 35,27%. Berdasarkan analisis ekonomi, pabrik ini layak dipertimbangkan untuk didirikan.