ABSTRAK

Penggunaan bubuk cabai merah dalam konsumsi sehari-hari tidak hanya sebatas sebagai bumbu, tetapi juga sebagai elemen penting dalam berbagai masakan. Pewarna sintetis termasuk Sudan III, sering ditambahkan pada bubuk cabai untuk meningkatkan warna merah. Namun, Sudan III adalah pewarna yang dilarang digunakan dalam makanan karena sifat karsinogeniknya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberadaan dan kadar Sudan III pada bubuk cabai merah yang beredar di Surakarta dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis serta mikroekstraksi supramolekul. Metode ini dipilih karena efisien dalam penggunaan pelarut dengan volume rendah, biaya operasional yang lebih rendah, persiapan sampel yang singkat, serta sesuai dengan prinsip kimia hijau.

Hasil validasi metode menunjukkan bahwa metode kombinasi spektrofotometri UV-Vis dan mikroekstraksi supramolekul memiliki linearitas yang baik dengan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,9991, batas deteksi (LOD) 0,012 µg/mL, dan batas kuantifikasi (LOQ) 0,039 µg/mL. Akurasi metode diperoleh dengan persen recovery sebesar 89,325 – 96,863%, dan presisi dinyatakan dalam nilai RSD yang kurang dari 2% yaitu dalam rentang 0,5-1,25%. Dari 10 sampel yang dianalisis yaitu lima dari pasar tradisional dan lima dari penjualan online, ditemukan kandungan Sudan III dengan kadar berkisar antara 1,440 µg/g hingga 9,801 µg/g. Metode ini terbukti efisien, akurat, dan sesuai untuk mengidentifikasi Sudan III pada sampel bubuk cabai. Penelitian ini menunjukkan perlunya pengawasan lebih lanjut terhadap penggunaan pewarna terlarang dalam produk makanan di Surakarta.

ABSTRACT

The use of red chili powder in daily consumption is not only limited as a spice, but also as an important element in various dishes. Synthetic dyes, including Sudan III, are often added to chili powder to enhance the red color. However, Sudan III is a dye that is banned from use in food due to its carcinogenic properties.

This study aims to analyze the presence and levels of Sudan III in red chili powder circulating in Surakarta using UV-Vis spectrophotometric method and supramolecular microextraction. This method was chosen because it is efficient in the use of low volume solvents, lower operational costs, and short sample preparation, in accordance with the principles of green chemistry.

The method validation results showed that the UV-Vis spectrophotometric method had good linearity with a correlation value (R²) of 0.9991, limit of detection (LOD) of 0.012 µg/mL, and limit of quantification (LOQ) of 0.039 µg/mL. The accuracy of the method was obtained with a percent recovery of 89.325 - 96.863%, and precision was expressed in RSD values that are less than 2%, in the range of 0.5-1.25%. Of the 10 samples analyzed, five from traditional markets and five from online sales, Sudan III content was found with levels ranging from 1.440 µg/g to 9.801 µg/g. This method proved to be efficient, accurate and suitable for identifying Sudan III in chili powder samples. This study shows the need for further monitoring of the use of banned dyes in food products in Surakarta.