PERBAIKAN EKOSISTEM E-COMMERCE UMKM FASHION DENGAN MITRA INDUSTRI PENDUKUNG AGAR DAPAT BERKOMPETISI DALAM PENJUALAN ONLINE (STUDI KASUS: TANGGULANGIN SIDOARJO)
Penulis Utama
:
Alifah Dian Rahmania
NIM / NIP
:
S802102001
×<p>Penelitian ini mengkaji industri tas dan sepatu kulit di Tanggulangin, Sidoarjo, dengan fokus pada peran ekosistem e-commerce dalam meningkatkan performa bisnis UMKM. Tanggulangin juga memasok ke daerah Magetan dan Semarang, banyak koperasi yang tidak aktif dengan jumlah anggota yang terdaftar menurun hingga hanya sekitar 300 orang pada 2019. Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak toko tutup dan pengrajin berhenti berproduksi. Namun, beberapa UMKM mampu bertahan berkat adanya generasi penerus yang mulai memanfaatkan digital marketing untuk penjualan online atau jika toko mampu membayar biaya operasional akan memperkejakan orang. Tidak semua UMKM berhasil memanfaatkan e-commerce, karena berbagai faktor kegagalan. Jika terdapat banyak faktor kegagalan menggunakan e-commerce, cara memperbaiki adalah dengan melihat elemen yang ada dalam ekosistem e-commerce. UMKM harus bisa beradaptasi dengan ekosistem e-commerce. Ketika UMKM tidak terlibat dalam koperasi atau sentra, maka model ekosistem e-commerce menurut Arga [11] sulit untuk diterapkan. Tetapi banyak UMKM masih bisa melakukan perbaikan menggunakan jasa jasa dari pihak lain, seperti kampus UMKM Shopee, jasa foto dan konten produk, serta jasa desain kemasan produk. Tujuan dari penelitian ini yaitu identifikasi elemen dan hubungan antar elemen dalam ekosistem e-commerce untuk menyusun tahapan perbaikan sistem bisnis UMKM dalam penjulan online. Selain itu identifikasi faktor - faktor keberhasilan serta kontribusi yang diberikan industri pendukung untuk memperbaiki performa penjualan online. Metode penelitian menggunakan pendekatan Delphi dengan wawancara terstruktur dan mendalam kepada pakar e-commerce UMKM. Elemen ekosistem e-commerce yang dianalisis meliputi pemasaran, platform, komunikasi, pembayaran, pengiriman dan logistik, serta produktivitas. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan kuesioner terbuka untuk menjaring pendapat ahli, yang kemudian dirangkum menjadi kuesioner tertutup menggunakan skala Likert (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju). Konsensus para ahli dicapai melalui dua putaran tahap Delphi. Hasil penelitian menunjukkan elemen Shipping and Logistic memiliki peringkat tertinggi (4,7) tingkat kepentingan diantaranya menggunakan ekspedisi J&T, JNE, Shopee Express. Selanjutnya elemen Marketing (4,6) tingkat kepentingan diantaranya menggunakan media sosial lebih mudah menjangkau masyarakat dalam jumlah besar sehingga efektif dan efisien dalam promosi menggunakan konten, live streaming, Endorsement influencer, Instagram / Facebook / TikTok Ads. Selanjutnya elemen Platform (4,5) tingkat kepentingan diantaranya desain dan interface dalam Platform Fitur lengkap dan mudah untuk menemukan informasi. Selanjutnya elemen Payment (4,4) tingkat kepentingan diantaranya metode pembayaran menggunakan Transfer bank, Cash On Delivery, E-Wallet. Selanjutnya Communication (4,2) tingkat kepentingan diantaranya komunikasi menggunakan chat marketplace, website chat, Direct Message Sosial Media, email & WhatsApp Business. Selanjutnya Productivity (2,6) tingkat kepentingan diantaranya menggunakan aplikasi integrasi marketplace SmartSeller, Omnichanel, Majoo dan menggunakan social media management tolls seperti Later, hootsuite. Sehingga para ahli merekomendasikan peningkatan elemen pendukung, seperti pelatihan pemasaran digital, jasa pembuatan foto dan desain kemasan produk, serta jasa pembuatan konten produk untuk memperkuat ekosistem e-commerce.</p>
×
Penulis Utama
:
Alifah Dian Rahmania
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
S802102001
Tahun
:
2025
Judul
:
PERBAIKAN EKOSISTEM E-COMMERCE UMKM FASHION DENGAN MITRA INDUSTRI PENDUKUNG AGAR DAPAT BERKOMPETISI DALAM PENJUALAN ONLINE (STUDI KASUS: TANGGULANGIN SIDOARJO)
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. Teknik - 2025
Program Studi
:
S-2 Teknik Industri
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
ekosistem e-commerce, metode delphi, UMKM, penjualan online
