×
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Universitas Sebelas Maret (UPT PPK UNS). Kawasan ini berfungsi sebagai tempat penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta religi dan budaya yang terletak antara 7o34’21,93”-7o35’38,90” LS dan 110o59’40,39”-111o0’49,36” BT. Secara administratif, KHDTK Gunung Bromo terletak dalam dua Kelurahan yaitu Kelurahan Delingan dan Gedong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian potensi dan strategi pengembangan eduwisata KHDTK Gunung Bromo bertujuan mengidentifikasi potensi eduwisata, hingga merumuskan strategi pengembangan eduwisata dalam kawasan. Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga September 2022 di 3 (tiga) desa yaitu Gedong, Delingan, dan Sewu Rejo. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling, menggunakan teknik observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskripsif eksploratif menggunakan analisis SWOT dan action priority matrix. Berdasarkan kajian Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA), diketahui bahwa KHDTK Gunung Bromo memiliki skor potensi yang mencapai 4.185 dari 5.790 dengan tingkat kelayakan mencapai 72,3%, sehingga kawasannya memiliki potensi yang tergolong tinggi serta layak dikembangkan sebagai destinasi eduwisata. Secara tingkat kelayakan, aspek keamanan menjadi hal yang paling layak dengan tingkat kelayakan mencapai 95,8%. Adapun potensi dengan kelayakan terendah yaitu sarana dan prasarana di KHDTK Gunung Bromo dengan nilai hanya 22,2% sehingga perlu menjadi perhatian khusus pada saat kawasan dikembangkan menjadi destinasi eduwisata. Strategi yang digunakan untuk mengembangkan eduwisata di KHDTK Gunung Bromo dilakukan dengan analisis SWOT, penjabaran strategi SWOT, sampai action priority matrix. Analisis SWOT dibuat dengan analisa terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang ada di KHDTK Gunung Bromo berdasarkan potensi kawasannya. Strategi dari analisis SWOT diinterpretasi menjadi strategi S-O (Stengths-Opportunities), strategi S-T (Strengths-Threats), strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), dan strategi W-T (Weaknesses-Threats). Diketahui terdapat 12 strategi dari empat alternatif strategi SWOT, sehingga diperlukan prioritisasi untuk implementasi dalam project. Menggunakan perhitungan impact dan effort serta action priority matrix, prioritas implementasi pertama (quick wins) yaitu meliputi strategi pemetaan dan pengembangan kawasan, kolaborasi bersama masyarakat, dan strategi pemasaran yang efektif.