Vanili (Vanilla planifolia) adalah salah satu komoditas pertanian dengan harga tertinggi kedua di dunia karena kandungan vanilinnya. Vanila telah diproduksi di 10 provinsi di Indonesia, tetapi produksinya masih belum mencukupi kebutuhan. Hal ini menyebabkan perlunya perbanyakan vanili, misalnya melalui kultur jaringan. Metode ini dapat menghasilkan planlet dalam waktu yang singkat dan seragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak jagung manis dan NAA yang tepat untuk pertumbuhan eksplan vanili. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, dari Mei-Oktober 2024. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan tiga ulangan, yaitu ekstrak jagung manis (0; 2,5; 5; dan 7,5%) dan NAA (0; 0,5; 1; dan 1,5 ppm). Parameter yang diamati meliputi waktu muncul akar, jumlah akar, waktu muncul tunas, jumlah tunas, jumlah daun, panjang akar, dan tinggi tanaman. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada tingkat signifikansi 5%, diikuti dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada tingkat signifikansi 5%, dan uji regresi pada interaksi yang menunjukkan perbedaan nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa penambahan ekstrak jagung manis (0%) mampu meningkatkan jumlah tunas (1,00 tunas), jumlah daun (5,25 daun), panjang akar (6,22 cm), dan tinggi tanaman vanila (6,85 cm). Interaksi ekstrak jagung manis 5% dan NAA 0,5 ppm mampu mempercepat waktu muncul akar vanila (11,00 hari setelah tanam).