×
Rotan jernang (Daemonorops draco (Willd.) Blume) merupakan salah satu spesies
rotan yang menghasilkan resin berwarna merah yang menempel pada kulit luar buah
atau dikenal dengan nama dragon’s blood.
Resin tersebut memiliki potensi dan manfaat yang besar, namun budidaya rotan
jernang belum banyak dilakukan. Hal ini disebabkan oleh bahan tanam berupa biji
tua yang sulit ditemukan dan adanya dormansi biji. Upaya untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu dengan perbanyakan rotan jernang secara kultur
jaringan. Kultur jaringan dapat dilakukan untuk menyediakan bahan tanam yang
seragam, berkualitas, dan dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk
menyediakan bahan tanam vegetatif agar dapat diperbanyak secara in vitro menggunakan media Murashige dan
Skoog yang dimodifikasi dengan penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan NAA. Penelitian dilaksanakan
pada Januari-Juni 2024 di Laboratorium Fisiologi dan Bioteknologi
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Metode
penelitian yang dilakukan adalah dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 2 faktor perlakuan, yaitu konsentrasi BAP dan NAA. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa perlakuan A1B3 (BAP 1,5 ppm dan
NAA 1,5 ppm) dapat meningkatkan waktu muncul kalus. Perlakuan A2B2 (BAP 3 ppm
dan NAA 1 ppm) mampu meningkatkan waktu muncul tunas. Pada variabel persentase
muncul tunas, perlakuan A0B1 (BAP 0 ppm dan NAA 0,5 ppm), A0B3 (BAP 0 ppm dan
NAA 1,5 ppm), A2B0 (BAP 3 ppm dan NAA 0 ppm), A3B0 (BAP 5 ppm dan NAA 0 ppm),
dan A3B1 (BAP 5 ppm dan NAA 0,5 ppm) menghasilkan persentase terbaik. Perlakuan
A0B0 (BAP 0 ppm dan NAA 0 ppm) dapat meningkatkan waktu muncul akar. Persentase
muncul akar terbaik ditunjukkan pada perlakuan kontrol dan perlakuan dengan
penambahan auksin tunggal. Perlakuan A0B3 (BAP 0 ppm dan NAA 1,5 ppm)
menghasilkan jumlah akar terbaik, sedangkan perlakuan A2B0 (BAP 3 ppm dan NAA 0
ppm) menghasilkan panjang akar terbaik.