×
Kondisi Pandemi yang berujung pada era New Normal merupakan percepatan Revolusi Industri 4.0 yang membuat persaingan antar perusahaan terjadi pada level yang tak dapat dihindarkan. Kondisi ini membuat perusahaan-perusahaan baik skala kecil maupun besar harus mampu mengidentifikasi lingkungan bisnis internal dan eksternal, sehingga mampu memetakan resources yang dimiliki dan posisi perusahaan di industri sekarang. Perusahaan dituntut sedemikian rupa untuk bisa menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, dengan harapan bisa merumuskan stategi baru untuk berkompetisi dengan perusahaan-perusahaan yang lain. Salah satu fokus dari banyak perusahaan dalam menghadapi persaingan industri 4.0 adalah menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing. Banyak ahli mengatakan bahwa SDM yang unggul bisa menjadi keunggulan kompetitif dalam memenangkan persaingan industri. Pengelolaan SDM yang berhasil dimulai dari memahami generasi SDM yang sekarang ada dan memelihara Talent Pool. Adanya lintas generasi yang ada di line-up SDM perusahaan berpotensi menjadi keunggulan bagi perusahaan namun juga bisa menjadi bencana budaya bagi perusahaan. Menyiapkan SDM yang terampil dan berdaya saing tidak hanya dilihat dari aspek kompetensi semata, namun perlu work engagement yang tinggi sehingga mereka juga loyal pada perusahaan dan mengurangi tingkat risiko menurunnya kualitas kinerja serta terjadinya turnover yang tinggi. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan work life balance pekerja dengan merumuskan strategi perusahaan yang tepat dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan. Tantangan WFH, WIO, Ketahanan Kerja (Work Resillience) merupakan dimensi baru yang harus dilakukan melalui mitigasi risiko bidang sumberdaya manusia dan hubungan industrial.