Penulis Utama : Yulia Rizqi Lestari
NIM / NIP : C0821062
× <p>Warna sebagai salah satu unsur desain, telah terbukti menjadi faktor penting dalam menciptakan desain interior yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa warna dapat mempengaruhi manusia dalam berbagai aspek, baik dari segi psikologis, fisiologis, maupun interaksi antara keduanya. Dari segi psikologis, warna dapat mempengaruhi suasana hati (Mulyati, 2022;Crane et al., 2008), meningkatkan nafsu makan (Wang, 2021), serta memicu semangat dan motivasi, bahkan dapat menstimulasi emosi yang kuat (Laili, 2023). Selain itu, warna merah telah terbukti dapat menurunkan kinerja dalam tes kecerdasan dibandingkan dengan warna biru (Mehta & Zhu, 2009). Dari perspektif respon tubuh (fisik), warna juga dapat mempengaruhi kinerja fisik dan kekuatan otot dalam konteks kompetitif (Hill & Barton, 2005;Guéguen & Jacob, 2012;Bruno et al., 2013; Jiang et al., 2011). Pengaruh warna terhadap fisiologis manusia termasuk dalam peningkatan denyut jantung dan laju pernapasan (Lituhayu, 2012). Lebih lanjut, warna dapat mempengaruhi psikologis manusia yang dapat memicu respons fisiologis, seperti peningkatan agresivitas, serta memicu emosi yang berujung pada peningkatan detak jantung dan laju pernapasan (Lituhayu, 2012). Pemilihan warna yang tepat dari lingkungan sebuah kegiatan tertentu dapat menciptakan tujuan yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Dalam desain ruang olahraga, seperti gym, elemen interior memainkan peran yang tidak kalah penting dibandingkan dengan peralatan yang tersedia untuk menstimulasi dan mendukung motivasi dan semangat atlet. Fasilitas yang dirancang dengan baik di pusat rehabilitasi cedera olahraga juga menunjukkan bahwa lingkungan fisik seperti interior dapat mempengaruhi proses pemulihan dan kinerja atlet (Pramudya, C. W. 2022). Elliot et al., (2011) menemukan bahwa warna merah dapat meningkatkan keluaran kekuatan dan kecepatan pada tugas motorik dasar. Payen et al., (2011) juga melakukan eksperimen di mana partisipan diminta melakukan kontraksi otot maksimal sambil melihat warna merah, warna kromatik lainnya, dan warna akromatik 2 sebagai kontrol. Gym dipilih karena fungsinya sebagai ruang yang dekat dengan aktivitas fisik dan olahraga, di mana semangat serta motivasi menjadi hal yang penting bagi performa atlet mahasiswa. Menurut penelitian Jannah et al., (2021), penerapan konsep desain yang memperhatikan kenyamanan dan aksesibilitas dapat meningkatkan suasana latihan dan mendukung kebutuhan psikologis atlet. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan elemen desain, termasuk warna, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi aktivitas fisik. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja fisik adalah Handgrip strength (HGS). HGS mencerminkan kapasitas kekuatan otot tangan dan sering digunakan sebagai parameter kinerja fisik dalam berbagai penelitian (Payen et al., 2011). Faktor lingkungan seperti penggunaan warna merah dalam desain interior gym dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan HGS, karena warna merah dikenal sebagai warna yang dapat meningkatkan motivasi dan kekuatan otot. Penelitian menunjukkan bahwa warna merah dapat memicu respons fisiologis yang meningkatkan energi dan fokus, sehingga mendukung kinerja fisik (Muhliansyah et al., 2015). Dengan demikian, penelitian tentang pengaruh warna terhadap HGS dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana elemen desain interior memengaruhi kinerja fisik pengguna. Setiap individu atlet menunjukkan persepsi warna yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, pengalaman pribadi, dan asosiasi emosional yang bersifat subjektif. Respons terhadap warna dapat bervariasi secara signifikan antar individu, mengingat adanya perbedaan dalam kenangan, persepsi dan konteks historis yang dimiliki setiap atlet. Pada penelitian Binboga et al., (2019) dalam penerapan penelitiannya menggunakan manipulasi persepsi dengan memberikan instruksi kepada partisipan yang mengaitkan warna tertentu meningkatkan atau mengurangi kekuatan. Penelitian Smith et al., (1986) memberikan instruksi kepada partisipan secara spesifik seperti “pink weaken” atau “pink strengthen”. Oleh karena itu, manipulasi persepsi warna dapat digunakan secara strategis dan efisien untuk mempengaruhi kondisi mental dan emosional atlet, yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada performa dan hasil yang diperoleh dalam lingkungan kompetitif. Manipulasi ini merujuk pada situasi di mana partisipan dalam suatu penelitian dapat menebak tujuan atau hipotesis dari eksperimen yang sedang dilakukan, yang dapat memengaruhi perilaku mereka dan hasil penelitian. Penggunaan manipulasi persepsi ini akan sangat penting karena dapat meningkatkan validitas internal dalam penelitian. Harapannya, dengan menggunakan manipulation demand characteristic, peneliti dapat memperoleh data yang lebih valid dan dapat diandalkan, yang pada gilirannya dapat memberikan wawasan yang lebih baik. Dengan cara ini, peneliti dapat lebih akurat mengukur efek warna pada kinerja fisik tanpa adanya pengaruh dari ekspektasi partisipan. Hue, value, dan chroma adalah fokus diskusi yang penting dalam pembicaraan warna pada interior. Ketiga elemen ini merupakan karakteristik dasar yang menentukan persepsi warna dan dapat memengaruhi respons psikologis serta fisiologis individu (Ou et al., 2011). Hue merujuk pada warna dasar yang terlihat, seperti merah, biru, atau hijau, dan memainkan peran kunci dalam menciptakan suasana tertentu. Value mengacu pada tingkat kecerahan atau kegelapan warna, yang dapat memengaruhi bagaimana warna tersebut diterima secara emosional. Chroma menggambarkan intensitas atau kejenuhan warna, yang dapat memberikan dampak visual yang kuat pada persepsi dan pengalaman pengguna. Hue dan chroma adalah dua konsep penting dalam teori warna yang memiliki implikasi signifikan dalam desain interior, termasuk penggunaan warna merah. Penelitian oleh Ou et al., (2011) menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti hue, chroma, dan value berkontribusi pada harmoni warna, yang penting dalam menciptakan desain yang estetis dan fungsional. Selain itu, studi oleh Centore (2011) menekankan bahwa sistem warna Munsell mengklasifikasikan warna berdasarkan ketiga karakteristik ini, yang memungkinkan peneliti untuk secara objektif mendeskripsikan dan membandingkan warna dalam konteks yang lebih luas. Dengan memahami dan memanipulasi hue, value, dan chroma, peneliti dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk meningkatkan kinerja fisik dan psikologis, terutama dalam konteks desain interior yang berfokus pada pengalaman pengguna. Dengan memahami hubungan antara karakteristik warna ini, desain interior dapat dioptimalkan untuk mendukung performa pengguna secara maksimal. 4 Psikologi dan fisiologi memiliki makna yang lebih beragam, karena keduanya tidak hanya mencakup respons emosional dan fisik terhadap rangsangan, tetapi juga memperhitungkan bagaimana faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan memengaruhi kinerja individu. Sebagai contoh, dalam penelitian yang dilakukan oleh Mehta & Zhu (2009), warna hue seperti merah dan biru menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap kinerja kognitif. Warna merah, yang sering diasosiasikan dengan kewaspadaan, terbukti meningkatkan perhatian terhadap detail dalam tugas yang memerlukan fokus tinggi, sementara warna biru, yang memiliki efek menenangkan, justru meningkatkan kinerja pada tugas kreatif. Hal ini menggambarkan bagaimana perbedaan dalam hue dapat memengaruhi baik aspek psikologis maupun fisiologis, seperti tingkat stres, detak jantung, dan konsentrasi. Warna merah dan warna biru sebagai tempat eksperimen untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan antusiasme motorik. Sebagai pembanding dalam penelitian ini, warna biru dipilih karena sifatnya yang kontras dengan warna merah dari sudut pandang psikologi warna. Warna biru sering dikaitkan dengan ketenangan, stabilitas, dan relaksasi, sehingga dianggap mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk fokus dan konsentrasi (Elliot et al., 2011). Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa warna biru memiliki efek yang lebih menenangkan dibandingkan dengan warna merah. Dengan demikian, pemilihan warna biru sebagai pembanding memberikan peluang untuk memahami lebih jauh pengaruh warna dengan karakteristik yang berbeda terhadap kinerja fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan warna merah dengan warna biru dan putih sebagai warna kontrol yang paling efektif dalam menciptakan respons HGS pada manusia dan mengidentifikasi rekomendasi pemilihan warna pada ruang terhadap respons HGS atlet. Dengan menggunakan teknologi eksperimen berbasis Virtual Reality (VR), penelitian ini akan membandingkan warna merah, biru dan putih dalam konteks desain interior gym, yang merupakan lingkungan yang relevan untuk aktivitas fisik terhadap HGS atlet. Pemberian manipulasi persepsi dapat menghasilkan keseragaman persepsi yang akan meningkatkan validitas data. Melalui analisis mendalam terhadap efek psikologis dan fisiologis dari hue dan chroma warna, diharapkan dapat ditemukan hubungan yang signifikan antara penggunaan warna tertentu 5 dan peningkatan kekuatan otot, seperti yang diukur melalui handgrip strength (HGS) para atlet. Manfaat dari penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang pengaruh warna dalam desain interior terhadap performa fisik, tetapi juga memberikan rekomendasi praktis bagi desainer interior dan pelatih olahraga untuk menciptakan ruang yang mendukung kesehatan dan kebugaran pengguna. Penelitian ini berpotensi memperkaya pemahaman tentang interaksi antara warna, lingkungan, dan performa fisik, serta membuka jalan bagi studi lebih lanjut mengenai peran desain interior dalam meningkatkan kualitas hidup individu. </p>
×
Penulis Utama : Yulia Rizqi Lestari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : C0821062
Tahun : 2025
Judul : PENGARUH WARNA MERAH DARI INTERIOR RUANG GYM DALAM PENINGKATAN ANTUSIASME MOTORIK PENGGUNA
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. Seni Rupa dan Desain - 2025
Program Studi : S-1 Desain Interior
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Warna, Desain Interior, Kekuatan Genggaman Tangan, Ruang Gym
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Lu’lu Purwaningrum, S. Sn., M. T., Ph. D
Penguji : 1. Dr. Silfia Mona Aryani, ST.,M.Arch
2. Ambar Mulyono, S.Sn., M.T., Ph.D
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Seni Rupa dan Desain
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.