×
Industri tekstil padat karya di Indonesia, khususnya sektor UKM batik,
memiliki peran penting dalam perekonomian nasional dengan menyerap tenaga
kerja dan memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB. Salah satu UKM yang
masih bertahan dan berkembang adalah Batik Setya Laweyan, yang dikenal dengan
motif khasnya serta teknik batik yang unik. Batik Setya dalam beberapa waktu
terakir mengalami mengalami penurunan permintaan motif khas dari produknya
karena sebagian besar pesanan berasal dari desain klien, sementara segmen
konsumennya terbatas pada kolektor seni dan pelajar seni. Batik Setya
membutuhkan strategi pengembangan motif yang sesuai dengan preferensi pasar
yang lebih luas. Pengembangan motif motif Batik Setya dengan ilustrasi yang
disesuaikan dengan selera anak muda masa kini, menjadi upaya untuk
meningkatkan pemasaran pada batik Setya. Ilustrasi sebagai elemen visual tidak
hanya berfungsi untuk memperjelas narasi dan memperkuat identitas motif batik,
tetapi juga menjaga nilai budaya serta daya tarik estetika batik itu sendiri.
Penerapan ilustrasi dalam desain motif Batik Setya Laweyan diharapkan mampu
memberikan nilai tambah, baik dari segi estetika maupun fungsionalitas, serta
meningkatkan daya tarik batik bagi generasi muda. Melalui pengembangan motif
berbasis ilustrasi ini, Batik Setya Laweyan dapat memperluas segmentasi pasar,
menarik lebih banyak konsumen dari berbagai kalangan, serta meningkatkan daya
saingnya dalam industri batik nasional. Perancangan motif ilustrasi yang digunakan
menggunakan enam alternatif desain dengan menerapkan teori S.P Gustami. Desain
alternatif dipilih dua desain sebagai pengaplikasian yang digunakan sebagai
kemeja. Hasil akhir perancangan ini yaitu pengembangan motif batik Setya dengan
kombinasi motif ilustrasi yang diaplikasikan kedalam bentuk kemeja, sehingga
varian produk serta pemasaran Batik Setya menjadi lebih oktimal.