Penulis Utama : Muhamad Abdul Haqqi
NIM / NIP : D0119073
× <p class="MsoNormal" xss=removed>         Suku Bunga Bank Indonesia (BI) merupakan instrumen utama yang digunakan oleh BI dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai rupiah serta berpengauh secara stimulan terhadap berbagai sektor. Akibat meningkatnya tensi geopolitik global yang memunculkan ketidakpastian dan ketidakstabilan perekonomian global mendorong pemerintah melakukan perubahan kebijakan kenaikan suku bunga. Berbagai respon dan spekulasi muncul diranah publik dan elit, baik berupa dukugan maupun penolakan terkait wacana tersebut. Tujuan penelitian ini berfokus pada sejauh mana jejaring wacana dalam perubahan kebijakan kenaikan suku bunga BI dapat merefleksikan konsep Dynamic Governance dengan melihat perdebatan yang terjadi, serta mengetahui aktor dan konsep yang terlibat di dalamnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis jejaring wacana (Discourse Network Analisis). Pengumpulan data diambil dari sumber media berita online (Kompas.com dan tempo.co) tentang konten terkait suku bunga BI pada bulan agustus-oktober 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdebatan isu dalam wacana didominasi oleh koalisi pendukung yang terdiri dari tokoh pemerintahan, seperti Presiden, Menteri, dan lembaga negara independen seperti bank indonesia (BI), otoritas jasa keuangan (LPS), dan, lembaga penjamin simpanan (LPS). Sedangkan, koalisi skeptis didominasi oleh masyarakat, NGO, perusahaan swasta dan sebagian perbankan swasta serta pengamat ekonomi. Kata kunci: Dynamic Governance, Discourse Network Analysis, Suku Bunga BI<o></o></p>