Penelitian ini menganalisis pengaruh pasar tenaga kerja, belanja infrastruktur, dan kualitas institusi terhadap penerimaan investasi di Indonesia pasca COVID-19 . Variabel yang digunakan mencakup Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Upah Minimum Provinsi (UMP), Belanja Modal, Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik), Survei Penilaian Integritas (SPI), dan Indeks Demokrasi Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan Fixed Effect Model dan Random Effect Model pada 34 provinsi Indonesia selama  periode 2021-2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPAK dan UMP berpengaruh signifikan terhadan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), namun tidak signifikan terhadap Penanaman Modal Asing (PMA). Belanja Modal berpengaruh negatif terhadap PMDN namun berpengaruh positif dan signifikan terhadap PMA. DAK Fisik berdampak positif dan signifikan terhadap PMA, namun tidak signifikan terhadap PMDN. Kualitas birokrasi dan korupsi melalui SPI berpengaruh signifikan terhadap PMDN, sementara IDI berpengaruh signifikan terhadap PMA. Investasi domestik lebih dipengaruhi oleh pasar tenaga kerja serta kualitas birokrasi dan korupsi, sedangkan investasi asing lebih dipengaruhi oleh belanja infrastruktur serta stabilitas politik. Kebijakan strategi diperlukan untuk meningkatkan daya tarik investasi dengan memperbaiki infrastruktur, peningkatan kualitas tenaga kerja, serta memperkuat tata pengelolaan pemerintahan.