Padi hitam merupakan salah satu tanaman penghasil pangan fungsional yang mengandung antioksidan, serat, dan zat besi cukup tinggi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Produksi padi mengonsumsi air irigasi 2–3 kali lebih banyak dibandingkan tanaman serealia lainnya, seperti jagung atau gandum. Produksi padi mengonsumsi 34–43?ri total air irigasi dunia dan 1,3–1,4 ton air di Asia. Kelangkaan air yang meningkat bagi sektor pertanian akibat dampak perubahan iklim dan persaingan konsumsi air dengan sektor non-pertanian. Hal tersebut mengancam budidaya padi irigasi menggenang. Pengairan yang tepat diperlukan untuk menghemat air tanpa kehilangan hasil yang besar dengan mempertimbangkan tahap pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara interval penyiraman dan intensitas penyiraman, mendapatkan interval penyiraman, dan mendapatkan intensitas penyiraman yang mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mempertahankan pertumbuhan, hasil, dan fisiologis padi hitam lokal varietas cempo. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Pertanian UNS yang berlokasi di Sukosari, Jumantono, Kabupaten Karanganyar dengan ketinggian tempat 171 mdpl, Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah, dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret mulai November 2023-Maret 2024. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial terdiri dari dua faktor meliputi faktor interval penyiraman dan intensitas penyiraman. Interval penyiraman meliputi interval penyiraman 3 dan 6 hari sekali. Intensitas penyiraman meliputi intensitas penyiraman 100%, 80%, 60%, dan 40% kapasitas lapangan. Analisis data menggunakan analisis ragam taraf 5% dilanjutkan uji DMRT (Duncan's Multiple Range Test) taraf 5% jika hasil analisis ragam berpengaruh nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interval penyiraman 3 hari sekali dan intensitas penyiraman 80% kapasitas lapangan secara bersama meningkatkan laju transpirasi sebesar 88,06% dibandingkan interval penyiraman 6 hari sekali dan intensitas penyiraman 60% kapasitas lapangan. Interval penyiraman dan intensitas penyiraman belum mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan menghasilkan pertumbuhan, hasil, dan fisiologis tetap optimal. Interval penyiraman 3 hari sekali meningkatkan tinggi padi hitam umur 8 minggu setelah pindah tanam (MSPT) sebesar 10,01%, jumlah anakan umur 8 MSPT sebesar 15,14%, dan panjang akar sebesar 14,55% dibandingkan interval penyiraman 6 hari sekali. Interval penyiraman 6 hari sekali meningkatkan jumlah anakan produktif sebesar 39,50% dibandingkan interval penyiraman 3 hari sekali. Intensitas penyiraman 80% kapasitas lapangan meningkatkan tinggi padi hitam umur 8 MSPT sebesar 12,22% dibandingkan intensitas penyiraman 60% kapasitas lapangan. Namun, intensitas penyiraman 80% kapasitas lapangan belum mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan menghasilkan pertumbuhan, hasil, dan fisiologis tetap optimal. Tinggi padi hitam memiliki hubungan yang positif dengan panjang akar (r= 0,550) dan laju transpirasi (r= 0,352). Tinggi padi hitam memiliki hubungan yang negatif dengan jumlah anakan (r= -0,112) dan jumlah anakan produktif (r= - 0,633)