×
Terjadinya abrasi di pesisir pantai Jawa Tengah membawa dampak buruk bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir, terutama petambak yang menggantungkan hidupnya pada hasil tambak. Abrasi menjadi penyebab utama penurunan pendapatan petambak, kerusakan rumah dan fasilitas umum hingga kecemasan. Oleh karena itu, petambak perlu melakukan berbagai upaya untuk tetap bertahan dan meningkatkan kesejahteraannya melalui pemaksimalan peran kelompok petambak, mitigasi bencana, dan optimalisasi modal sosial. Saat ini, kelompok petambak belum memiliki struktur organisasi yang sistematis, sehingga pertemuan mingguan hanya bersifat informal. Kegagalan mitigasi bencana melalui penanaman mangrove disebabkan mangrove yang baru ditanam pada area yang cukup parah terdampak abrasi. Rendahnya pendidikan petambak menghambat akses jaringan eksternal dan dukungan finansial. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya dinas perikanan untuk meningkatkan kehidupan pembudidaya ikan kecil (UU No. 31 Tahun 2004) masih menghadapi tantangan. Metode penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian berada di provinsi Jawa Tengah dengan sampel tiga kabupaten/kota dengan luasan wilayah tertinggi terdampak abrasi, yaitu Semarang, Brebes, dan Demak. Data yang digunakan berasal dari data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan jumlah 110 responden dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah Strctural Equation Modelling (SEM) – Partial Least Square (PLS) dengan bantuan software SmartPLS versi 4 untuk mengetahui pengaruh dampak abrasi terhadap kondisi sosial ekonomi petambak di pesisir pantai utara, Jawa Tengah. Hasil analisis dalam penelitian menunjukkan bahwa (1) peran kelompok, mitigasi bencana, dan modal sosial berkontribusi dalam mengurangi dampak abrasi. Kelompok petambak mendapatkan dukungan keuangan, pelatihan budidaya, serta biaya input yang lebih rendah, sementara upaya mitigasi dilakukan melalui pemasangan tanggul dan penanaman mangrove. Selain itu, modal sosial memperkuat ketahanan masyarakat dengan mendorong kerja sama dan gotong royong antar petambak. (2) Dampak abrasi memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi sosial ekonomi petambak terutama pada kesehatan fisik, kerusakan properti, penurunan pendapatan, dan kesehatan mental. (3) Variabel peran kelompok, mitigasi bencana, dan modal sosial berpengaruh positif terhadap kondisi sosial ekonomi petambak di pesisir pantura Jawa Tengah. Program pelatihan, dukungan keuangan, dan pemasaran dari kelompok petambak membantu meningkatkan kondisi sosial ekonomi petambak. Mitigasi bencana melalui penanaman mangrove tidak hanya melindungi tambak, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi ekosistem pesisir dengan menyediakan tempat pengasuhan dan sumber pakan alami bagi ikan. Sementara itu, modal sosial berperan dalam membantu petambak mengatasi keterbatasan finansial melalui solidaritas dan pemanfaatan jejaring sosial.