Kearifan lokal seperti tradisi, seni dan pertunjukan memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya tarik wisata memberikan wisatawan pengalaman wisata yang unik dan autentik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi peningkatan daya tarik wisata melalui kearifan lokal berupa Kothek Lesung di Desa Wisata Kampung Samin Sambongrejo. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelestarian Kothek Lesung serta dampaknya bagi sektor ekonomi dan sosial masyarakat. Kothek Lesung dahulu digunakan sebagai alat untuk menumbuk padi, namun kini dimanfaatkan sebagai alat musik tradisional ketika menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung. Penelitian ini menggunakan Teori Strukturasi untuk mengkaji mengenai peran agen dan struktur. Tiga konsep dalam teori strukturasi yaitu signifikansi, dominasi, dan legitimasi digunakan untuk mengkaji peran aktor dalam memanfaatkan Kothek Lesung sebagai daya tarik wisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kearifan lokal seperti Kothek Lesung dapat menjadi aset penting untuk pengembangan desa wisata. Dari aspek signifikansi, Kothek Lesung berfungsi sebagai simbol identitas lokal yang diwariskan melalui edukasi dan regenerasi agar tetap relevan di era modern. Pelestarian dilakukan dengan cara mengikuti pameran, festival, serta promosi berbagai media. Dominasi terlihat dalam peran pemerintah dan Pokdarwis sebagai fasilitator yang menyediakan sumber daya dan kebijakan untuk mendukung pelestariannya. Pelestarian Kothek Lesung didukung dengan hadirnya wisatawan yang antusias, solidaritas masyarakat, serta dukungan pemerintah. Meskipun menghadapi tantangan seperti rendahnya minat generasi muda dan keterbatasan sumber daya manusia, dukungan strategis melalui pelatihan, promosi, dan regenerasi berhasil menjaga keberlanjutan tradisi ini. Keberadaan desa wisata menciptakan peluang ekonomi baru, seperti pengelolaan homestay, UMKM, dan atraksi budaya, yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengesampingkan peran utama masyarakat sebagai petani. Sementara itu, legitimasi diperkuat melalui berbagai penghargaan yang telah diraih. Pelestarian Kothek Lesung mencerminkan nilai-nilai sosial Sedulur Sikep, seperti guyub, solidaritas, dan penghormatan terhadap budaya lokal, yang memperkuat identitas desa sebagai destinasi wisata budaya yang unik dan autentik.