×
Kondisi topografi Kecamatan Eromoko yang beragam dan terjal mengakibatkan seringnya kejadian bencana salah satunya kerentanan gerakan tanah. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sudah terjadi bencana gerakan tanah sebanyak delapan kali. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi bencana tersebut adalah penggunaan lahan. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan lahan terhadap kerentanan gerakan tanah serta upaya apa saja yang direkomendasikan untuk meminimalisir kejadian bencana. Metode descriptive explorative dan skoring bobot berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi landasan metode penelitian ini. Hasil yang diperoleh terdapat lima kelas kerentanan gerakan tanah pada Kecamatan Eromoko yaitu tidak rawan (966.48 ha), cukup rawan (4976.93 ha), agak rawan (2586.92 ha), rawan (1048.25 ha), dan sangat rawan (286.34 ha). Ketiga tersebut berada pada penggunaan lahan tegalan dengan kemiringan lereng 25-45% serta >45% Fraksi liat mendominasi ketiga penggunaan lahan pada kelas sangat rawan tersebut. Penggunaan lahan kebun didominasi oleh kelas agak rawan dengan luas 978,20 ha, lahan semak didominasi oleh kelas cukup rawan dengan luas 202 ha, lahan sawah didominasi oleh kelas cukup rawan dengan luas 3990,27 ha, sedangkan lahan tegalan didominasi kelas cukup rawan dengan luas 687,45 ha. Hasil rekomendasi yang diberikan untuk meminimalisir bencana kerentanan tanah melalui pembuatan terasering, meminimalisir settlement dan bangunan di sekitar lereng yang terjal atau berdekatan dengan tebing. Pembuatan pondasi tiang pancang untuk menghindari longsoran tanah dan konservasi tanah melalui reboisasi juga direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini.