Industri konstruksi menjadi salah satu kontributor utama emisi gas rumah kaca dan perusakan lingkungan secara global. Bata ringan bisa menjadi salah satu alternatif, namun perlu dilakukan pengoptimalan berat serta ramah lingkungan. Fly ash dan serbuk karet, dipilih karena merupakan material limbah yang memiliki potensi untuk menggantikan pasir, salah satunya karena densitasnya yang rendah. Penggunaan material densitas rendah dapat menurunkan sifat mekanik, maka perlu penambahan geogrid sebagai penguat bata ringan. Variasi penambahan serbuk karet sebesar 10%, 20%, dan 30% wt, serta penggunaan hingga tiga lapisan geogrid. Pengujian meliputi uji densitas, penyerapan air, mikroskopis, tekan dan lentur. Hasil menunjukkan bahwa penambahan serbuk karet menurunkan densitas bata ringan, dengan nilai terendah sebesar 0,68 g/cm³ pada kandungan serbuk karet 30% wt. Penyerapan air meningkat dengan nilai tertinggi 17.46%. Penambahan serbuk karet meningkatkan porositas yang menyebabkan penurunan sifat mekanik, dengan nilai kekuatan tekan dan lentur terbaik sebesar 2,41 MPa dan 1,64 MPa pada penggantian serbuk karet 10% wt. Penambahan geogrid dengan tiga lapisan geogrid mampu meningkatkan kekuatan tekan dan lentur 6,01 MPa dan 3,48 MPa, akibat mekanisme distribusi tegangan . Hasil ini menunjukkan bahwa kombinasi material limbah dan geogrid memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam konstruksi yang lebih berkelanjutan.