Latar Belakang: Prevalensi adiksi internet pada mahasiswa kedokteran terus meningkat dikarenakan tuntutan akademik yang tinggi. Perilaku ini diduga dipengaruhi oleh stres, cemas, depresi, mekanisme koping, dan resiliensi.Tujuan: Mengetahui pengaruh stres, cemas, depresi, mekanisme koping, dan resiliensi, terhadap adiksi internet pada mahasiswa kedokteran Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden (n=467) mahasiswa kedokteran Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan menggunakan google form yang disebar melalui ISMKI. Uji statistik dilakukan dengan structural equation modelling-partial least square (SEM-PLS).Hasil: Pengaruh langsung didapatkan pada  stres meningkatkan cemas (p<0 OS=0,474),>p<0 OS=0,458),>p<0 OS=0,505).>p<0,001; OS=-0,145). Depresi tidak memiliki pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap adiksi internet (p>0,05). Secara tidak langsung cemas memediasi stres menurunkan adiksi internet (p=0,026; OS=-0,069), resiliensi memoderasi penurunan pengaruh stres terhadap depresi (p<0 OS=-0,152),>p=0,015; OS=0,083) dan cemas (p=0,016; OS= 0,075) tidak pada adiksi internet (p>0,05). Koping adaptif tidak dapat memoderasi pengaruh stres terhadap cemas, depresi, dan adiksi internet (p>0,05) Kesimpulan: Stres memiliki pengaruh langsung terhadap cemas, depresi, dan adiksi internet pada mahasiswa kedokteran. Cemas memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung yang mengurangi adiksi internet. Resiliensi hanya mampu memoderasi pengaruh stres terhadap depresi serta koping maladaptif memoderasi pengaruh stres terhadap cemas dan depresi.