Penulis Utama : Wida Pradiana
NIM / NIP : T612202003
×

Wida Pradiana, T612202003, Model Pemberdayaan Untuk Membentuk Kompetensi Petani Milenial Dalam Berusahatani Sayuran di Dataran Tinggi Jawa Barat, Promotor : Prof. Dr. Ir. Suwarto, MSi, Ko-Promotor I : Dr. Sapja Anantanyu, MSi, Ko- Promotor II : Prof. Dr. Suminah, MSi, Program Studi Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat, Minat Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

 

RINGKASAN

 

Berdasarkan hasil riset Badan Pusat Statistik BPS (2023), jumlah petani di Indonesia terus berkurang meskipun dikenal sebagai negara agraris. Petani di Jawa Barat yang paling banyak berada di rentang usia 45 49 tahun, yaitu  sebanyak 36,30 persen, sementara petani berusia 30 – 44 tahun, hanya 24,06 persen (BPS, 2023). Penurunan minat generasi muda terhadap sektor pertanian menjadi permasalahan sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam hal kedaulatan pangan, dimana kebutuhan suplai pangan justru akan terus meningkat setiap  tahunnya.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik,  Suhariyanto (2021), tantangan yang dihadapi dalam masalah penurunan minat generasi muda terhadap sektor pertanian adalah bagaimana memperbaiki kompetensi petani muda dengan menerapkan kemajuan teknologi untuk keefektifan produksi pangan, dengan tujuan utama adalah ekstensifikasi lahan pertanian, sehingga  dengan penguasaan terhadap teknologi, kompetensi para petani muda dalam     hal kegiatan usahatani dapat meningkat. Salah satu sentra produksi komoditas hortikultura di Jawa Barat adalah Kabupaten Garut, Bandung, Cianjur dan Bogor, komoditas yang banyak diusahakan adalah budidaya sayuran. Kemampuan dalam penguasaan teknologi sayuran ditentukan oleh beberapa faktor, baik internal petani milenial maupun eksternal, sehingga diperlukan model pemberdayaan petani milenial dalam membentuk kompetensi petani milenial dalam berusahatani     sayuran di Dataran Tinggi Jawa Barat.

Model tentang pemberdayaan masyarakat dijelaskan dalam teori pemberdayaan masyarakat Chambers (1995), yang menyataan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat people centered, participatory, empowering, and sustainable. Faktor sosiodemografi seperti umur (X1.1),  pendidikan formal (X1.2), pendidikan non formal (X1.3), lama berusahatani (X1.4), dan luas lahan (X1.5) merupakan determinan individu yang berhubungan dengan persepsi dan kompetensi dalam berupaya membentuk kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran di Dataran Tinggi Jawa Barat.

Faktor lain yang mempengaruhi kompetensi petani milenial yaitu ; dukungan lingkungan terdekat, dukungan kelembagaan, partisipasi dan motivasi. Fenomena yang terjadi saat ini adalah adalah adanya ketimpangan antara teori, program yang dijalankan dan kenyataan yang terjadi, dimana hasil riset Badan Pusat Statistik (2023) sampai saat ini masih terjadi  penurunan minat generasi muda terhadap sektor pertanian, sementara kebutuhan suplai pangan justru akan meningkat setiap tahunnya, pada kenyataannya jumlah tenaga kerja usia produktif tinggi, selain itu kompetensi petani muda dalam penguasaan teknologi belum maksimal, sehingga diperlukan strategi pemberdayaan yang tepat bagi para petani milenial di Jawa Barat (Badan Pusat Statisik, 2023).

Tujuan umum penelitian ini untuk menemukan design model pemberdayaan untuk membentuk kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran di Dataran Tinggi Jawa Barat. Tujuan khususnya adalah menganalisis deskripsi dari karakteristik petani milenial umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, lama berusahatani dan luas lahan), dukungan lingkungan terdekat, dukungan kelembagaan, motivasi petani milenial, partisipasi petani milenial, persepsi dan kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran di dataran tinggi Jawa Barat.  Selanjutnya menganalisis hubungan karakteristik petani milenial dengan persepsi dan kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran, serta menganalisis pengaruh dukungan lingkungan terdekat, dukungan kelembagaan, partisipasi, dan motivasi terhadap persepsi dan kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran di Dataran Tinggi Jawa Barat.

Penelitian ini dirancang  menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional yaitu variabel kompetensi petani milenial dalam upaya membentuk kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran hanya dinilai satu kali saja pada  saat yang bersamaan. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan tipe korelasional, dimana penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel.  Jumlah populasi dan sampel sebanyak 218 orang. Analisis model pemberdayaan untuk membentuk kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran dalam studi ini, menggunakan analisis persamaan struktural SEM (Structural Equation Modeling), yaitu teknik statistika yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan antar variabel secara simultan. Analisis persamaan struktural dalam studi ini, dimulai dari pengukuran yang menghubungkan variabel observed dengan variabel laten, untuk menentukan konstruk variabel    laten dengan Confirmatory Factor Analisis (CFA), kemudian melakukan evaluasi asumsi model persamaan struktural dengan menguji reliabilitas konstruk, uji bobot variansi (Variance Extracted), uji normalitas dan uji multikolinieritas, dan menguji model sebagai sebuah model CFA sehingga diperoleh model CFA yang dapat diterima (fit model), selanjutnya menghubungkan antara variabel eksogen dan endogen menjadi suatu model persamaan struktural dan diuji kesesuaian modelnya sehingga dapat diterima, berdasarkan model CFA yang sudah fit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis karakteristik petani milenial dari 218 orang petani milenial, keseluruhan (100 persen) berumur kurang dari 39 tahun, hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan umur petani milenial tergolong pada usia produktif.  Tingkat pendidikan formal yang dimiliki mayoritas (36,70 peren) berpendidikan tamat Sekolah Menenengah Atas (SMA), hal ini yang membedakan dengan petani pada umumnya, kekhasan yang dimiliki petani milenial adalam memiliki pendidikan yang cukup tinggi, sehingga memiliki kemampuan berfikir dan logika yang relatif baik dalam berusahatani.  Selanjutnya sebesar 35,32 persen petani milenial pernah meningkatkan kapasitasnya melalui pendidikan non formal melalui penyuluhan dan pelatihan yang sejalan dengan kegiatan budidaya sayuran.  Selanjutnya berdasarkan hasil analisis karakteristik petani milenial pada lama berusahatani menunjukan bahwa petani milenial terlibat dalam kegiatan usahatani sayuran kurang dari 5 tahun.  Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar (71,56 persen) petani milenial memiliki pengalaman usahatani yang relatif baru, namun sejak usia remaja selalu ikut bersama orang tua untuk membantu dalam kegiatan usahatani terutama pada budidaya sayuran, sehingga telah memiliki pengalaman dan pengetahuan cukup lama dalam berusahatani sayuran.  Luas lahan yang digarap oleh petani milenial menunjukkan rata-rata kurang dari 0,5 ha, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden (64,68 persen), menggarap lahannya sebagian besar dalam luasan yang kecil atau sempit.  Hal ini disebabkan oleh petani milenial dalam berusahatani lebih cenderung berusahatani di hilir.

Hasil perhitungan analisis variabel lainnya menunjukkan bahwa variabel dukungan lingkungan terdekat memiliki tingkat capaian sebesar 74,29 persen, artinya petani milenial dalam membentuk kompetensi milenial kecenderungannya didukung oleh lingkan terdekatnya.  Hasil analisis dukungan kelembagaan dalam peningkatan kompetensi petani milenial menunjukkan tingkat capaian sebesar 73,47 persen, meskipun dalam perhitungan terkatagori baik, namun hasil wawancara dilapangan dukungan kelembagaan dalam kegiatan usatani sayuran kurang maksimal, karena agak tumpang tindih antara program yang diperuntukkan bagi petani pada umumnya dengan program yang diperuntukkan bagi petani milenial.  Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa perhitungan hasil analisis variabel partisipasi petani milenial dalam upaya membentuk kompetensi petani milenial memiliki tingkat capaian sebesar 76,87 persen, kontribusi paling tinggi adalah dalam hal pelibatan petani milenial dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kegiatan usahatani dengan katagori sangat baik.

Hasil analisis motivasi petani milenial dalam perhitungan menunjukkan bahwa variabel motivasi petani milenial memiliki tingkat capaian sebesar 78,37 persen yang artinya kompetensi petani milenial sangat didukung oleh motivasi berupa dukungan kebutuhan sosial, artinya petani milenial sangat membutuhkan dukungan masyarakat lainya berupa pengakuan dari masyarakat sekitar dan dilibatkannya mereka dalam kegiatan perencanaan, analisa kebutuhan dan program lainnya dalam kegiatan usahatani. Selanjutnya hasil perhitungan penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani milenial memiliki tingkat capaian 76,81 persen, artinya petani milenial dalam upaya membentuk kompetensi sangat didukung oleh persepsinya sebagai petani dan persepsinya dalam kegiatan usahatani sayuran.  Hasil analisis dilapangan juga menunjukkan bahwa kompetensi dalam kemampuan teknis dengan capaian 84,17 persen menunjukkan bahwa petani milenial sejak usia remaja sudah dilibatkan pada kegiatan budidaya sayuran oleh keluarganya, sehingga untuk kemampun berbudidaya sangat baik.

 Hasil analisis penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik petani milenial dengan persepsi yaitu pada indikator umur (p-value 0,031) dan pendidikan non formal (p-value 0,036), selanjutnya terdapat hubungan antara karakteristik petani milenal dengan kompetensi petani milenial yaitu pada indikator umur (p-value 0,031) dan pendidikan non formal (p-value 0,042). Selanjutnya data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung antara dukungan lingkungan terdekat terhadap persepsi (p-value  ***) dan juga terdapat pengaruh langsung antara motivasi petani milenial terhadap persepsi petani milenial (p-value ***), maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan lingkungan terdekat dan motivasi petani milenial dalam berusahatani sayuran maka semakin baik pula persepsinya terhadap kegiatan usahataninya.

Selanjutnya menunjukkan adanya pengaruh secara langsung antara variabel laten yaitu dukungan lingkungan terdekat, partisipasi petani milenial, motivasi petani milenial dan persepsi petani milenial terhadap kompetensi petani milenial, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan lingkungan terdekat, partisipasi petani milenial, motivasi petani milenial dan persepsi petani milenial, maka semakin baik kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara tidak langsung antara dukungan lingkungan terdekat (X2) terhadap kompetensi petani milenial (Y2) melalui persepsi petani milenial(Y1) dalam berusahatani sayuran, dengan nilai z-sobel (2,206) ˃ 1,96, dan juga terdapat pengaruh secara tidak langsung antara motivasi petani milenial (X5) terhadap kompetensi petani milenial (Y2) melalui persepsi petani milenial (Y1) dalam berusahatani sayuran, dengan nilai z-sobel (3,056) ˃ 1,96. 

Hasil uji normalitas setelah outliers, nilai critical ratio kurtosis multivariate nya sebesar 1,634, artinya secara umum dapat dikatakan bahwa distribusi data yang digunakan dalam model sudah berdistribusi normal.  Uji multikolenieritas dapat dilihat dari hasil analisis confirmatori menunjukkan bahwa konstruk yang digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian sudah memenuhi kriteria goodnesss of fit.  Nilai probability pengujian goodness of fit sudah memiliki nilai P = 0,081 ˃ 0,05, menunjukkan model sudah fit, dengan nilai chi-squares = 213,503, demikian juga dengan hasil goodness of fit dari nilai-niai pengamatan yang lainnya seperti GFI, AGFI dan TLI, semua memiliki nilai diatas 0,90 dan nilai RMSEA = 0,03 ˂ 0,08, sehingga model pengukuran dapat dikatakan fit.

Design model pemberdayaan petani milenial untuk membentuk kompetensi petani milenial, dalam berusahatani sayuran adalah faktor sosiodemografi seperti karakteristik petani milenial merupakan determinan yang mempengaruhi kompetensi petani milenial dalam berusahatani sayuran di dataran tinggi Jawa Barat. Selain itu faktor lain yang juga berpengaruh langsung terhadap kompetensi petani milenial adalah dukungan lingkungan terdekat, partisipasi, motivasi  dan persepsi. Konsep pemberdayaan masyarakat pada sub sektor pertanian harus mampu mengintegrasikan dan mensinergikan aspek-aspek sosiodemografi, dukungan lingkungan terdekat, partisipasi, motivasi dan persepsi dengan kompetensi petani milenial terkait kemampuan berfikir kritis, berkoordinasi dengan tim, kemampuan menyelesaikan masalah serta kemampuan teknis dan manajerial dalam berusahatani sayuran di dataran tinggi Jawa Barat.

×
Penulis Utama : Wida Pradiana
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T612202003
Tahun : 2025
Judul : Model Pemberdayaan untuk Membentuk Kompetensi Petani Milenial dalam Berusaha Tani Sayuran di Dataran Tinggi Jawa Barat
Edisi :
Imprint : SURAKARTA - Sekolah Pascasarjana - 2025
Program Studi : S-3 Penyuluhan Pembangunan (Manajemen Pelatihan)
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Pemberdayaan, Petani Milenial, Kompetensi
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : http://file:///C:/Users/Wida Pradiana/Downloads/Wida+Pradiana+et+al. (1).pdf
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Suwarto, MSi
Penguji : 1. Prof. Dr. Rer. Nat. Sajidan, MSi
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.