×
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat menjadi lembaga yang mampu mempersiapkan siswa untuk siap bekerja setelah lulus. Meskipun begitu, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2024, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi berasal dari lulusan SMK, yaitu sebesar 9.01%. Tingginya tingkat pengangguran yang berasal dari SMK ini terjadi karena kesiapan kerja siswa yang masih rendah. Data secara khusus yang diperoleh dari SMK Negeri 1 Surakarta juga menunjukkan bahwa pada siswa yang telah lulus, terutama dari program keahlian Manajemen Perkantoran, belum seluruhnya bekerja. Studi pendahuluan pada siswa kelas XI Manajemen Perkantoran juga menemukan bahwa siswa belum sepenuhnya siap untuk bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan learning agility dan perceived social support yang secara simultan maupun parsial diduga berhubungan dengan kesiapan kerja, khususnya pada populasi penelitian ini, yaitu siswa kelas XI Manajemen Perkantoran. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 siswa yang diperoleh dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Kesiapan Kerja (α = 0.946), Skala Learning Agility (α = 0.915), dan Skala Perceived Social Support (α = 0.922). Hasil penelitian menunjukkan bahwa learning agility dan perceived social support secara simultan memiliki hubungan dengan kesiapan kerja pada siswa dengan kontribusi sebesar 33.7%. Learning agility secara parsial juga berhubungan dengan kesiapan kerja. Namun, perceived social support secara parsial ditemukan tidak berhubungan secara signifikan dengan kesiapan kerja siswa.