×
Penggunaan internet yang tinggi di kalangan remaja meningkatkan risiko online disinhibition effect (ODE), yaitu penurunan kontrol impuls yang memicu perbedaan perilaku antara dunia maya dan nyata. Individu yang tidak terhambat dalam menunjukkan perilakunya terjadi karena adanya dorongan oleh rangsangan yang muncul pada waktu tersebut, bukan karena konsekuensi jangka panjang dari perilaku mereka sehingga individu cenderung memunculkan perilaku yang sering kali ceroboh dan tidak teratur. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya online disinhibition effect adalah kepribadian karena dapat menentukan kekuatan mekanisme pertahanan dan kecenderungan individu terhadap inhibisi. Dalam Big Five, individu dengan tipe kepribadian conscientiousness akan lebih selektif dalam mengungkapkan informasi mengenai dirinya sendiri dan mampu memilih apa yang akan diunggah dengan mempertimbangkan dampak yang dapat terjadi dari setiap postingannya di media sosial. Kepribadian conscientiousness dianggap sebagai faktor perlindungan terhadap penggunaan internet yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara conscientiousness dengan online disinhibition effect pada remaja di Surakarta. Sampel penelitian berjumlah 118 remaja yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala IPIP-BFM-50 dan skala Online Disinhibition Effect. Teknik analisis statistik menggunakan korelasi Product Moment Pearson. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara conscientiousness dengan online disinhibition effect pada remaja di Surakarta (r = -0,213, dengan nilai signifikansi p = 0,010 p < 0>conscientiousness pada remaja, maka semakin rendah tingkat online disinhibition effect yang mereka alami. Hasil ini menunjukkan bahwa remaja dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi lebih mampu mengendalikan perilakunya di dunia maya.