×
Muthia Salsabila Heriyawati. H0821082. “Efisiensi Biaya Pada Usahatani
Cabai Keriting di Kawasan Sub Daerah Aliran Sungai (Das) Pepe Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali”. Dibimbing oleh Ir. Agustono, M.Si. dan Refa’ul
Khairiyakh, S.P., M.Sc.. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Komoditas tanaman hortikultura merupakan salah satu sektor unggulan
dengan nilai ekonomis tinggi dan potensi besar untuk terus dikembangkan. Salah
satu komoditas yang memiliki prospek menjanjikan adalah cabai hijau, yang
memiliki risiko kerugian lebih kecil dibandingkan cabai merah karena daya
simpannya lebih lama, permintaan pasar yang tinggi, serta masa panen yang lebih
cepat. Sementara itu, cabai keriting juga menjadi komoditas hortikultura bernilai
ekonomi tinggi dengan peluang pengembangan yang luas. Namun, petani sering
menghadapi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga, peningkatan biaya
produksi, serta ketidakpastian hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi dan inefisiensi biaya dalam
usahatani cabai keriting di Kawasan DAS Pepe, Kecamatan Cepogo, Kabupaten
Boyolali, serta mengukur tingkat efisiensinya guna memberikan rekomendasi yang
relevan bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya.
Penelitian ini melibatkan 100 petani cabai keriting yang dipilih menggunakan
metode purposive sampling. Pendekatan yang digunakan adalah Stochastic
Frontier Analysis (SFA) dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Efisiensi biaya
diukur berdasarkan variabel yang memengaruhi efisiensi dan inefisiensi biaya.
Variabel biaya yang dianalisis meliputi harga sewa lahan (P1) dan harga tenaga
kerja (P2), sedangkan faktor inefisiensi mencakup umur petani (Z1), pengalaman
bertani (Z2), dan tingkat pendidikan (Z3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap efisiensi biaya adalah harga sewa lahan dan harga tenaga kerja. Tingkat
efisiensi biaya usahatani cabai keriting di Kecamatan Cepogo tergolong sangat
tinggi, dengan rata-rata efisiensi mencapai 0,9986. Seluruh petani yang diteliti
(100%) berada dalam kategori efisiensi tinggi (>0,7), yang mengindikasikan bahwa
mayoritas petani telah mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
tersedia. Di sisi lain, faktor yang berkontribusi terhadap inefisiensi biaya adalah
umur dan pengalaman bertani, yang dapat memengaruhi cara petani dalam
mengelola usahataninya. Berdasarkan temuan ini, disarankan agar petani
mempertahankan efisiensi biaya dengan terus mengoptimalkan penggunaan lahan
dan tenaga kerja, serta memanfaatkan teknologi pertanian yang lebih baik untuk
meningkatkan produktivitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan
bagi petani, pemerintah daerah, dan pihak terkait dalam merumuskan strategi yang
mendukung keberlanjutan serta peningkatan efisiensi dalam usahatani cabai
keriting.