Sinergi Pemangku Kepentingan Dalam Program Keluarga Harapan (PKH) Sebagai Upaya Menekan Prevalensi Stunting Di Kabupaten Ponorogo
Penulis Utama
:
Aurelia Vestrina Wardhani
NIM / NIP
:
F0121046
×<p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Stunting



merupakan permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh negara di seluruh dunia.



Salah satu faktor utama penyebab stunting di Indonesia adalah kemiskinan



sehingga berakibat pada terbatasnya pemenuhan gizi pada anak. Program Keluarga



Harapan (PKH) merupakan program pemerintah dalam rangka upaya pengentasan



kemiskinan yang memiliki fokus salah satunya terhadap penurunan prevalensi



stunting di Indonesia. Dasar penetapan PKH sebagai salah satu program



pengentasan stunting termuat pada PERPRES nomor 72 Tahun 2021. Akan tetapi,



studi terdahulu menunjukkan banyak permasalahan terkait implementasi PKH,



diantaranya inefisiensi dan rendahnya sinergi antar pemangku kepentingan.



Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi PKH dalam menurunkan



prevalensi stunting serta menganalisis sinergi pemangku kepentingan<i> </i>dalam



PKH sebagai upaya menekan prevalensi stunting di Kabupaten Ponorogo. Populasi



penelitian ini adalah 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo yang selanjutnya



diukur tingkat efisiensi untuk mengetahui daerah paling efisien yang dijadikan



sebagai sampel untuk menganalisis sinergi pemangku kepentingan dari PKH.



Penelitian ini menggunakan metode DEA untuk mengukur efisien dan analisis



MACTOR untuk menganalisis sinergi pemangku kepentingan<i> </i>PKH dalam upaya



menekan prevalensi stunting di Kabupaten Ponorogo. Terdapat tiga hasil



penelitian, pertama analisis efisiensi menunjukkan bahwa kecamatan paling



efisien dalam upaya menekan prevalensi stunting di Kabupaten Ponorogo adalah



Kecamatan Pudak. Kedua, analisis peran pemangku kepentingan menunjukkan bahwa



aktor dengan tingkat pengaruh dan ketergantungan paling tinggi adalah



pendamping PKH, konvergensi paling kuat terbentuk antara pendamping PKH dengan



pemerintah Kecamatan, dan divergensi paling kuat terbentuk antara pendamping



PKH dengan akademisi kesehatan. Ketiga, analisis sinergi menunjukkan pemerintah



kecamatan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan sebagai <i>regulator</i>;



pendamping PKH, petugas Posyandu dan petugas Puskesmas sebagai <i>eksekutor</i>;



akademisi kesehatan, akademisi ekonomi, dan penyalur sebagai <i>supporting



institution, </i>serta KPM PKH sebagai <i>end user. </i><o></o></span></p>
×
Penulis Utama
:
Aurelia Vestrina Wardhani
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
F0121046
Tahun
:
2025
Judul
:
Sinergi Pemangku Kepentingan Dalam Program Keluarga Harapan (PKH) Sebagai Upaya Menekan Prevalensi Stunting Di Kabupaten Ponorogo