×
Pendahuluan: Merokok merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular, sehingga menghentikan perilaku merokok merupakan bentuk pencegahan paling efektif. Melalui sistem stimulasi saraf simpatik, merokok yang secara akut memberi efek hipertensi. Selain menyebabkan, hipertensi juga berpengaruh pada indeks massa tubuh. Merokok dan berat badan telah melemah dalam beberapa penelitian. Perokok dewasa memiliki berat rata-rata 4-5 kg lebih ringan dari non-perokok. Dibandingkan dengan non-perokok, ketika perokok yang berhenti merokok cenderung mengalami penambahan berat badan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, yang bertujuan untuk mengamati variabel-variabel pada satu titik waktu tertentu, serta menganalisis hubungan atau distribusi pada populasi yang diteliti. Hasil: Berdasarkan data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa pasien berjumlah 30 orang yaitu 17 orang atau 57% memiliki tubuh ideal atau Normal (MT 18,5 ⁃ 24,9 kg/m^2), dan 13 orang atau 43% memiliki tubuh berlebihan berat badan atau overweight (MT 25,0 ⁃ 29,9kg/m^2). Hasil uji diketahui korelasi rank spearman rho dapat hasil dari merokok terhadap IMT 0.482 dengan nilai p 0.007 (p 0,05). Hal ini dapat menunjukkan bahwa hasil bersifat positif atau searah artinya, semakin tinggi lamanya merokok maka pasien semakin tinggi indeks masa tubuh, kemudian, hasil koefisien korelasi menunjukkan terdapat hubungan dan signifikan antara merokok dengan indeks masa tubuh. Kesimpulan: Perokok yang berhenti cenderung mengalami kelebihan berat badan. Terdapat beberapa penelitian lain yang menunjukkan bahwa peningkatan risiko kenaikan berat badan sangat mungkin terjadi karena adanya perubahan metabolisme, efek psikologis dari berhenti merokok, dan pengaturan nafsu makan.