×
Keawetan kayu merupakan salah satu sifat alami yang dimiliki oleh kayu.
Penggunaan kayu dengan kelas awet yang rendah menyebabkan kayu mudah
terserang organisme perusak kayu, sehingga perlu dilakukan pengawetan untuk
memperpanjang umur pakai kayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh aplikasi konsentrasi ekstrak kayu jati, lama perendaman
serta interaksi keduanya terhadap ketahanan kayu pada metode uji graveyard.
Bahan pengawet yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak limbah
gergajian kayu jati dengan konsentrasi 50 g/L, 100 g/L dan 150 g/L. Pengawetan
kayu dilakukan dengan perendaman dingin selama 72, 120 dan 168 jam. Ketahanan
kayu yang telah diberi perlakuan pengawetan diuji dengan metode uji kubur
(graveyard). Rata-rata absorbsi ekstrak jati adalah 442,4 kg/m3
, dengan nilai
tertinggi pada perlakuan konsentrasi ekstrak jati 50 g/L dan lama perendaman 168
jam yaitu 497,3 ± 43,8 kg/m3 dan nilai terendah pada perlakuan konsentrasi
ekstrak jati 50 g/L dan lama perendaman 72 jam yaitu 362,8 ± 61,1 kg/m3
. Ratarata retensi ekstrak jati adalah 3,3 kg/m3
, dengan nilai tertinggi pada perlakuan
konsentrasi ekstrak jati 150 g/L dan lama perendaman 72 jam yaitu 4,8 ± 1,7 kg/m3
dan nilai terendah pada perlakuan konsentrasi ekstrak jati sebanyak 150 g/L dan
lama perendaman 168 jam yaitu 1,8 ± 1,2 kg/m3
. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa aplikasi konsentrasi ekstrak jati dan lama perendaman tidak berpengaruh
signifikan terhadap absorbsi dan retensi bahan pengawet pada kayu. Pada uji
penetrasi, diketahui bahwa ekstrak jati tidak terdeteksi kedalamannya. Setelah uji
graveyard, kehilangan berat tertinggi pada perlakuan konsentrasi ekstrak jati 150
g/L dengan lama perendaman 72 jam yaitu 30,4?n kehilangan berat terendah
pada perlakuan konsentrasi ekstrak jati 100 g/L dengan lama perendaman 72 jam
yaitu 2,1%. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi ekstrak jati dan perbedaan
lama perendaman terhadap ketahanan kayu pada metode uji graveyard