×
Transformasi tradisi Rontek Gugah Sahur di Kabupaten Pacitan menggambarkan perubahan fungsi dan makna yang dipengaruhi oleh perubahan sosial dan budaya, terutama di era milenial. Awalnya, tradisi ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar melaksanakan sahur di bulan Ramadan, namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini bertransformasi menjadi bentuk hiburan, kompetisi, dan sarana mempererat ikatan sosial antarwarga. Penelitian ini berfokus untuk mengkaji elemen-elemen semiotik dalam tradisi Rontek Gugah Sahur, dengan meneliti simbol-simbol dan makna yang terkandung dalam praktiknya, serta bagaimana semiotika ini mencerminkan perubahan sosial yang lebih luas. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi relevansi tradisi ini dalam konteks pendidikan, khususnya kaitannya dengan pembelajaran bahasa Jawa di tingkat SMP. Melalui analisis semiotik terhadap tradisi ini, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi pada pelestarian budaya lokal di kalangan generasi muda melalui pembelajaran disekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Kajian ini memungkinkan peneliti untuk mendalami makna yang terkandung dalam praktik Rontek Gugah Sahur serta perubahan-perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga aspek penting dalam perwujudan tradisi ini, yaitu aspek verbal, non-verbal, dan material. Aspek verbal melibatkan penggunaan bahasa dalam lirik lagu dan percakapan yang berkembang menjadi lebih mengarah ke hiburan. Aspek non-verbal mencakup perubahan simbol visual yang lebih estetis dan kreatif, sementara aspek material melibatkan perubahan alat dan kendaraan yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi ini. Perubahan ini mencerminkan dinamika sosial dan budaya yang terus berkembang.