Penulis Utama : Sony Budoyo
NIM / NIP : I1406512
× Intisari Peking adalah alat musik yang berbentuk bilah yang merupakan bagian dari gamelan yang digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang kulit. Peking terbuat dari timah dan tembaga (perunggu) dengan perbandingan komposisi 3 banding 10. Peking dibuat dengan cara ditempa manual yang diakhiri dengan pemanasan kemudian didinginkan cepat (quenching). Yang dibahas dalam penelitian ini adalah urutan proses pembuatan gamelan jenis peking pelog nada 1 dari tiga pabrik gamelan yang berbeda untuk mendapatkan parameter nilai kekerasan dan struktur mikro dari awal hingga akhir proses pembuatan gamelan. Spesimen diperoleh dengan mengikuti seluruh urutan proses pembuatan peking dari tiga pabrik yang berbeda selanjutnya dilakukan pengujian kekerasan dengan alat microvikers hardness tester dan Rockwell Hardness Tester model - 150A sesuai urutan tahap pembuatan bilah peking dan dilakukakan juga foto mikro dengan mikroskop metalurgi. Dari pengujian kekerasan diketahui bahwa terjadi fenomana penurunan kekerasan (pelunakan) dari awal pembuatan hingga akhir proses dikarenakan adanya perubahan fasa saat perlakuan akhir (proses pemanasan dilanjutkan quench), Yaitu timbulnya fasa γ yang bersifat lebih lunak dari pada δ. Saat pengecoran dan penempaan pada (395 o C >suhu penempaan >360 o C) memiliki fasa δ. Pada saat pemanasan akhir antara temperatur (520 o C < suhu quench < 580 o C) dan memiliki fasa γ, Sehingga diperoleh peking yang bersifat ulet. Kata kunci: perunggu, urutan proses, quench, pelunakan, peking, gamelan. Abstract Peking is a music instrument in form of lath. That is a part of a gamelan set used to accompany a puppet show. Peking is made of tin and copper with the comparison composes 3:10. It is made by using manual manufacturing ended by heating and immediate cooling (quenching). This research discusses the process sequence in making gamelan type peking pelog tone 7 th (pitu) in three different manufactories to gain a parameter of the hardness level and micro structure from the beginning until the last process in making gamelan. A speciment was gained by following the whole process in making peking in the three different manufactories. After that, a hardness testingwas done by using microvikers hardness tester and Rockwell Hardness Tester Model-150 A according to the sequence of making peking lath, and a microphoto was conducted by using Metalurgi Microscope from the hardness test. From the result of hardness test, it is found that there was a decrease of hardness (softening) from the beginning until the last process caused by phasa’s changing in the last process (heating process continued by quench), it was found that phasa γ that has sof ter characteristics than δ appeared. When it was in the foundry and manufacturing process (395 o C > manufacturing temperature > 360 o C), it had phasa δ when it was in the last process (520 o C < quench temperature < 580 o C), it had phasa γ, so that it resulted in a tough peking. Keywords: bronze, process sequence, quench, softening, peking, gamelan.
×
Penulis Utama : Sony Budoyo
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : I1406512
Tahun : 2010
Judul : Studi kuantitatif urutan proses pembuatan gamelan jenis peking pelog nada 7 (pitu)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Teknik - 2010
Program Studi : S-1 Teknik Mesin Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Teknik Jur. Teknik Mesin-I.1406512-2010
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dody Ariawan, ST, MT
2. Eko Surojo, ST, MT
Penguji :
Catatan Umum : 3008/2010
Fakultas : Fak. Teknik
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.