Kualitas tanah sangat membantu dalam identifikasi untuk menentukan praktik pengelolaan melalui indeks kualitas tanah. Banyak upaya dilakukan dalam memperkirakan indeks kualitas tanah. Seiring berjalannya waktu perlu memilih indeks kealitas tanah yang mudah dan aplicable. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua metode yang sering digunakan dalam penentuan indeks kualitas tanah dengan studi hasil 14 satuan peta lahan pada Lereng Barat Gunung Lawu. Toposekuen yang digunakan berkisar 400-1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif eksploratif dan menggunakan teknik stratified random sampling pada pengambilan sampelnya. Tiga metode yang dibandingkan adalah indeks kualitas tanah Mausbach & Seybold, Cantu, dan Lal. Indikator kualitas tanah yang digunakan yaitu berat jenis, tekstur, porositas, pH, KTK, KB, P-tersedia, K-tersedia, N-total, C-organik, dan C-biomassa mikroba. Hasil menyatakan bahwa penentuan indeks kualitas tanah dari metode yang digunakan serupa dan berada pada rentang rendah hingga baik. Uji akurasi metode Mausbach & Seybold serta metode Cantu terhadap metode Lal masing-masing berada pada presentase 14,29?n 71,43%. Hasil uji T menunjukan toposekuen berpengaruh signifikan terhadap indeks kualitas tanah (> 1,96) dengan ketinggian terbaik berada pada rentang 800-1.100 mdpl.