Kawasan ASEAN menjadi perhatian dunia pada tahun 2023 seiring dengan meningkatnya arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) di tengah tren penurunan global. Namun, peningkatan tersebut merupakan hasil kumulatif seluruh negara anggota ASEAN. Secara individual, lima negara utama, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam justru menunjukkan tren penurunan arus masuk FDI. Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini mengkaji pengaruh tingkat korupsi, suku bunga pinjaman, dan tarif pajak terhadap arus masuk FDI di lima negara tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dianalisis dengan regresi data panel menggunakan model Panel Corrected Standard Error (PCSE) untuk mengatasi potensi bias akibat heterogenitas dan autokorelasi. Hasil menunjukkan bahwa tingkat korupsi, suku bunga pinjaman, dan tarif pajak berpengaruh negatif terhadap arus masuk FDI. Tingkat korupsi yang tinggi menurunkan FDI karena investor menghindari ketidakpastian hukum. Suku bunga yang tinggi juga berdampak negatif karena meningkatkan biaya pembiayaan. Sementara itu, tarif pajak yang tinggi mengurangi keuntungan bersih investor, sehingga menurunkan daya tarik investasi. Temuan ini menegaskan pentingnya menurunkan tingkat korupsi melalui transparansi layanan publik dan penguatan lembaga anti-korupsi. Pemerintah juga dapat menyediakan fasilitas pembiayaan dengan suku bunga rendah untuk sektor-sektor strategis serta mempertimbangkan penurunan tarif pajak secara selektif atau pemberian insentif pajak berbasis kinerja guna mendorong investasi asing langsung.