RITUAL ASYURA SEBAGAI SARANA PERLAWANAN MASYARAKAT SYIAH DI IRAN (1941-1979)
Penulis Utama
:
Alif Fadlil Nurfitranto
NIM / NIP
:
B0521010
×<p class="MsoNormal" xss="removed" xss=removed> Iran mengalami perkembangan







politik yang dinamis pada masa pemerintahan Muhammad Reza Pahlavi pada tahun 1941-1979.







Kebijakan modernisasi dan sekularisasi yang diterapkan oleh Reza Pahlavi memicu







ketidakpuasan di kalangan masyarakat Syiah. Ritual Asyura, yang awalnya







merupakan peringatan keagamaan atas wafatnya Imam Hussein, kemudian berkembang







menjadi sarana perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Penelitian ini







bertujuan untuk menganalisis kebijakan represif yang diterapkan Reza Pahlavi sehingga







mendorong penggunaan ritual Asyura sebagai sarana perlawanan masyarakat Syiah,







dan menganalisis peran ritual Asyura dalam membentuk wacana perlawanan terhadap







kekuasaan otoriter pada masa pemerintahan Muhammad Reza Pahlavi.</p><p class="MsoNormal" xss="removed" xss=removed> Data penelitian ini berbentuk literatur-literatur yang membahas







mengenai ritual Asyura, kondisi sosial politik Iran pada masa pemerintahan







Muhammad Reza Pahlavi, dan data-data sejarah terkait Revolusi Iran. Penelitian







ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan







data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis studi







kepustakaan (<i>library research</i>). Penelitian ini menggunakan teori







kekuasaan Michel Foucault sebagai pedoman analisis untuk menjelaskan bagaimana ritual







Asyura menjadi sarana perlawanan dan membentuk wacana perlawanan terhadap







kekuasaan yang represif.</p><p class="MsoNormal" xss="removed" xss=removed> Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ritual Asyura oleh







masyarakat Syiah Iran sebagai sarana perlawanan terhadap Rezim Muhammad Reza







Pahlavi dilatarbelakangi oleh represi negara yang otoriter, proyek modernisasi







dan sekularisasi yang sistematis, serta tindakan simbolik yang mencederai







identitas Islam-Syiah. Dalam konteks represi tersebut, ritual Asyura mengalami







transformasi dari peringatan keagamaan menjadi ekspresi politik yang konkret.







Praktik seperti <i>Rowzeh Khavani </i>digunakan sebagai media dakwah yang







menyisipkan kritik terhadap rezim, <i>Majelis Ta’ziyeh</i> berfungsi sebagai







teater resistensi yang merepresentasikan penderitaan rakyat, slogan-slogan







revolusioner Asyura membangun identitas perjuangan kolektif, sementara <i>Shinehzani</i>







dan <i>Dasteh Azadari </i>digunakan sebagai sarana mobilisasi massa dalam ruang







publik, khususnya dalam demonstrasi Muharram 1978. Melalui pendekatan teori







kekuasaan Michel Foucault, praktik-praktik ini dipahami sebagai bentuk







resistensi diskursif terhadap narasi hegemonik negara, di mana tubuh, simbol,







dan ritual digunakan untuk membentuk wacana perlawanan. Simbol-simbol keagamaan







tidak lagi dimaknai secara spiritual semata, tetapi ditafsirkan ulang sebagai







alat perjuangan politik yang berkontribusi dalam delegitimasi kekuasaan negara.







Dengan demikian, ritual Asyura berperan penting dalam menyatukan identitas







religius dan aspirasi revolusioner masyarakat Syiah Iran menuju Revolusi Islam







1979.</p>
×
Penulis Utama
:
Alif Fadlil Nurfitranto
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
B0521010
Tahun
:
2025
Judul
:
RITUAL ASYURA SEBAGAI SARANA PERLAWANAN MASYARAKAT SYIAH DI IRAN (1941-1979)