KOMUNIKASI CO-CULTURE PADA KOMUNITAS TRANSGENDER TRANSMEN INDONESIA
Penulis Utama
:
Faiza Hanna Safitri
NIM / NIP
:
S262108015
×<p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="IN" xss=removed>P</span><span lang="IN" xss=removed>roses adaptasi menjadi suatu hal alamiah yang harus dilalui oleh setiap

makhluk sosial dalam berinteraksi, agar dapat diterima di lingkungan masyakat,

serta menghindari kesalahan dalam berkomunikasi. Masalah komunikasi seringkali

dirasakan oleh kelompok-kelompok kelompok marjinal, terutama kelompok-kelompok marjinal transgender. Hal ini terjadi karena

adanya </span><span lang="IN" xss=removed>ketidaksetaraan

kekuasaan lapisan sosial</span><span lang="IN" xss=removed>. Transgender di Indonesia mengalami peningkatan

jumlah populasi pada setiap tahunnya. Tercatat </span><span lang="SV" xss=removed>populasi transgender di

Indonesia telah menempati angka ke-11 terbesar di dunia. </span><span lang="SV" xss=removed>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor pendorong dan strategi komunikasi yang digunakan oleh kelompok-kelompok

marjinal transgender dalam melakukan adaptasi di lingkungannya. Penelitian ini

menggunakan teori <i>co-cultural communication</i> oleh Mark Orbe, yang dapat </span><span lang="SV" xss=removed>membantu</span><span lang="SV" xss=removed> untuk memahami bagaimana kelompok-kelompok

marjinal bertahan dengan melakukan adaptasi atau bernegosiasi dengan masyarakat

dominan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif. Penelitian dilakukan pada

komunitas Transmen Indonesia yang merupakan komunitas transgender pertama dan

terbesar se-Indonesia</span><span lang="IN" xss=removed>. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat

4 faktor pendorong sehingga kelompok transgender melakukan upaya untuk

melakukan komunikasi. Hal ini terkandung didalam lapisan teori komunikasi antar

budaya (Intercultural Communication Theory),</span><span lang="IN" xss=removed> </span><span lang="IN" xss=removed>diantaranya yaitu: faktor <i>Field of experience</i> pada ruang publik, <i>ability</i>

didalam dunia pekerjaan, <i>situational context</i> di bidang kesehatan, dan <i>perceived

cost and rewards</i> pada lingkungan keluarga dan masyarakat. Kelompok

transgender memiliki tujuan accommodation dalam proses adaptasinya, hal ini

diterapkan dengan menggunakan cara <i>non assertive</i> pada saat berinteraksi.

Penggunaan strategi non-assertive accommodation dapat membuat kelompok-kelompok

marjinal transgender melakukan adaptasi di lingkungan masyarakat.<o></o></span></p>
×
Penulis Utama
:
Faiza Hanna Safitri
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
S262108015
Tahun
:
2025
Judul
:
KOMUNIKASI CO-CULTURE PADA KOMUNITAS TRANSGENDER TRANSMEN INDONESIA
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. ISIP - 2025
Program Studi
:
S-2 Ilmu Komunikasi
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
komunikasi, adaptasi, transgender, kelompok-kelompok marjinal, masyarakat
Jenis Dokumen
:
Tesis
ISSN
:
ISBN
:
Link DOI / Jurnal
:
-
Status
:
Public
Pembimbing
:
1. Prof. Dra. Prahastiwi Utari, M. Si, Ph.D. 2. Drs. Sudarmo M.A., Ph.D.
Penguji
:
1. Dr. Andre Noevi Rahmanto, S. Sos., M.Si. 2. DRS. Ignatius Agung Satyawan SE, S.IKOM., M.SI., PH.D.
Catatan Umum
:
Fakultas
:
Fak. ISIP
×
Halaman Awal
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran
:
Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.