×
Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap sawi pakcoy dari tahun ke
tahun terjadi peningkatan tetapi produktivitas mengalami penurunan karena
kesuburan tanah turun akibat penggunaan pupuk kimia. Untuk mengatasi hal
tersebut dilakukan pemberian pupuk organik cair berbahan ampas kopi untuk
mengurangi limbah yang potensial menimbulkan dampak lingkungan. Ampas
kopi memiliki kandungan unsur hara tanaman saat pertumbuhan vegetatif
anatara lain nitrogen, fosfor, dan kalium.
Penelitian ini melalui percobaan dilakukan pada bulan April sampai
dengan Juni 2023 pada koordinat 7⁰33’38.401” Lintang Selatan dan
110⁰51’32.102” Bujur Timur. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak
Lengkap faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu jenis kopi:
Arabika, Liberika, dan Robusta. Faktor kedua kosentrasi pupuk terdiri dari 0, 5,
10, dan 15 ml/l air. Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan masingmasing 3 kali ulangan. Setiap satuan percobaan menggunakan 3 polybag
masing-masing berisi 4 tanaman sehingga terdapat 432 tanaman dalam 108
polybag. Variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas area
daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot kering akar, bobot
kering daun, laju asimilasi bersih, kandungan klorofil daun, kandungan protein,
dan luas daun spesifik.
Pupuk organik cair berbahan ampas kopi Liberika lebih baik daripada
ampas kopi Arabika dan Robusta. Konsentrasi yang lebih baik diantara semua
perlakuan pupuk organik cair ampas kopi pada pertumbuhan pakcoy adalah 10
ml/l air. Interaksi antara jenis dan konsentrasi pupuk organik cair ampas kopi
pada pakcoy menunjukkan adanya respon pada variabel pengamatan bobot
segar tanaman, bobot kering tanaman, dan kandungan protein.