Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang unggul dalam sektor pertanian. Kabupaten Sukoharjo memiliki wilayah pertanian yang cukup luas serta sebagian besar masyarakat permata pencaharian sebagai petani. Seiring bekembangnya zaman banyak tantangan yang harus dihadapi dalam sektor pertanian ini seperti kurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian, alih fungsi lahan pertanian, dan terjadinya pandemi Covid-19 yang menghambat Kabupaten Sukoharjo untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi produksi pertanian di Kabupaten Sukoharjo dengan menerapkan metode Data Envelopment Analysis (DEA) pada periode tahun 2021 hingga 2023 dan memproyeksi nilai input dan output yang belum mencapai tingkat efisiensi pada kecamatan(dmus) yang dianalisis. Variabel input terdiri atas Jumlah Subsidi Pupuk (ton), Luas Lahan Pertanian (ha), dan Jumlah Tenaga Kerja (petani). Sedangkan variabel output terdiri atas Total Produksi Pertanian (ton) dan Nilai Produksi Pertanian (Rp). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecamatan yang mencapai tingkat efisiensi penuh selama 2021-2023 adalah Kecamatan Mojolaban dan Kartasura sedangkan 10 kecamatan lainnya belum mencapai tingkat efisiensi penih selama 2021-2023. Berdasarkan temuan ini, penulis memberikan saran agar Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dan para petani melakukan evaluasi terhadap input pertanian yang digunakan agar menghasilkan output yang maksimal untuk mencapai tingkan efisiensi pertanian.